Network
KENDARI KITA - Sahabat Muda Ganjar-Mahfud (GAMA) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggaungkan kaum milenial dan Gen Z melek politik.
Gerakan tersebut ditandai dengan kegiatan press confrence "Bicara Politik" yang digelar di salah satu Warkop di Kota Kendari, Jumat 5 Januari 2024.
Kegiatan tersebut diikuti ratusan kaum milenial dan Gen Z di Kota Kendari, serta turut dihadiri Ketua Pospera Sultra, Hartono.
Koordinator Sahabat Muda GAMA Sultra, Andika Yayang Perdana mengatakan, pihaknya terus bergerak untuk memberikan kesadaran kepada anak muda untuk melek politik.
Lebih lanjut, Andika Yayang Perdana menjelaskan, gerakan tersebut akan terus dilakukan dalam rangka memenangkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pemilu 2024.
Diungkapkannya, agenda ini merupakan bagian dari bentuk menggerakkan kaum milenial dan Gen Z agar mau terjun di dunia politik, dan menjadi pelopor memenangkan Ganjar-Mahfud di Sultra.
Pemilu 2024 ini, lanjutnya, momentum untuk mengubah cara pandang kaum milenial dan Gen Z perihal dunia politik. Pasalnya, kebanyakan dari pemuda di Sultra, masih banyak menganggap politik hanya untuk kalangan tertentu.
Baca Juga: Mudah dan Praktis Berikut Resep Kaloci yang Kenyal dan Gurih, Rasanya Sudah Pasti Enak
Ditambahkannya, Sahabat Muda GAMA Sultra membawa misi ingin mengubah sudut pandang kaum milenial dan Gen Z, yang mayoritas menilai politik itu tabuh, keras, dan tidak asik.
"Nah ini yang kita mau tunjukkan bahwa politik itu sebenarnya asik, dan lewat politik juga kita bisa memberikan sumbangsih untuk kemajuan daerah," tambahnya.
Baca Juga: Meski Dikenal Sangat Sombong, 3 Ramalan Shio Ini Takdirnya Kaya Raya dan Sukses
Menurut dia, Ganjar-Mahfud merupakan pilihan terbaik untuk kaum milenial dan Gen Z di Pilpres 2024. Sebab, diantara visi misi yang dimunculkan, ada program Ganjar-Mahfud yang dinilai bersentuhan langsung dengan masyarakat kurang mampu. Salah satunya, program keluarga miskin satu sarjana.
"Program ini bisa menjadi solusi, ditengah tidak adilnya pemerintah menyalurkan dana pendidikan secara merata. Padahal anggaran banyak digelontorkan, tetapi masih banyak dari mereka yang putus kuliah gara-gara tidak mampu membayar UKT di kampus," pungkasnya. ***
