KENDARI KITA-Ibadah puasa Ramadhan tidak hanya disyariatkan kepada umat terdahulu, tetapi juga umat Nabi Muhammad saw, umat akhir zaman.
Ibadah puasa Ramadhan sendiri cukup unik. Ibadah puasa berbeda dari jenis ibadah lainnya. Ibadah puasa, umat Islam diperintahkan untuk menahan dan meninggalkan sesuatu (takhalli), bukan diperintahkan untuk melakukan sesuatu.
Karena sifatnya yang takhalli, ibadah puasa tidak terlihat secara kasat mata.
Baca Juga: Apa Itu Koloboma, Bagaimana Efeknya bagi Penglihatan Manusia
Sifat takhalli ini menempatkan ibadah puasa menjadi istimewa.
Imam Al-Ghazali menjelaskan keistimewaan ibadah puasa.
Imam Al-Ghazali dalam karyanya yang terkenal, Ihya Ulumiddin, menjelaskan hakikat puasa.
Baca Juga: Efek Global yang Terjadi Jika Es di Antartika Meleleh Tak Bersisa, Nomor 2 Bikin Ngeri
mam Al-Ghazali menyebut secara singkat dan tepat perihal hakikat puasa sebagaimana berikut:
Artinya: “Puasa itu menahan diri dan meninggalkan (larangan puasa). Puasa pada hakikatnya sebuah rahasia. Tidak ada amal yang tampak padanya. Kalau semua ibadah disaksikan dan dilihat oleh makhluk, ibadah puasa hanya dilihat oleh Allah saw. Puasa adalah amal batin, murni kesabaran,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 293).