Jadi Ikon Google Doodle 16 November 2022: Ini Cikal Bakal Eksistensi Alat Musik Angklung di Indonesia

- 16 November 2022, 13:20 WIB
Alat musik tradisional Angklung, jadi ikon google doodle hari ini, 16 November 2022.
Alat musik tradisional Angklung, jadi ikon google doodle hari ini, 16 November 2022. /PIxabay.com/mufidpwt/

Baca Juga: Kembali Bertandang ke Mabes Polri, Link Sultra Laporkan Dugaan Ilegal Mining PD Aneka Usaha Kolaka

b. Angklung Kanekes

Angklung Kanekes adalah Angklung yang dimainkan oleh masyarakat Kanekes (Baduy), di daerah Banten.

Tradisi Angklung yang ada pada masyarakat Kanekes ini terbilang kuno, dan tetap dilestarikan sebagaimana fungsi yang dibudayakan leluhur mereka, yakni mengiringi ritus bercocok-tanam (padi), bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang.

Baca Juga: KIP Sultra Rekomendasikan Desa Peserta dengan Keterbukaan Informasi Publik Terbaik

Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang).

Pada masyarakat Kanekes yang terbagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok Baduy Luar (Kajeroan) dan kelompok Baduy (Luar Kaluaran), yang berhak membuat Angklung hanyalah warga Baduy Jero, itu pun tidak semua orang, melainkan hanya mereka yang menjadi keturunan para pembuat Angklung.

Sementara itu, warga Baduy Luar tidak membuat Angklung, melainkan cukup membelinya dari warga Baduy Jero.

Baca Juga: Sejarah Hari Jomblo Sedunia dan Bagaimana Orang-Orang di Dunia Memaknainya

 Nama-nama Angklung di Kanekes dari yang populer adalah: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel.

c. Angklung Gubrag

Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor.

Baca Juga: Mario Teguh Terseret Kasus Dugaan Penipuan Robot Trading Net89

Angklung ini juga telah lama dilestarikan dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).

Mitos yang beredar, angklung gubrag mulai ada ketika  kampung Cipining mengalami musim paceklik. Angklung digunakan untuk 'merayu' Dewi Sri  menurunkan hujan.

Baca Juga: Kapolri Didesak Evaluasi Kinerja Kapolda Sultra Terkait Penanganan Aktifitas Tambang Ilegal

d. Angklung Padaeng

Angklung Padaeng dikenalkan oleh Daeng Soetigna sekitar tahun 1938. Inovasi angklung padaeng ini terdapat pada laras nada yang digunakan yaitu diatonik yang sesuai dengan sistem musik barat.

Sejalan dengan teori musik, Angklung Padaeng secara khusus dibagi ke dalam dua kelompok, yakni: angklung melodi dan angklung akompanimen.

Baca Juga: FPH Sultra Soroti Dugaan Keterlibatan Oknum WNA Cina Sebagai Investor Tambang Ilegal PT PJP Konut

Angklung melodi adalah yang secara spesifik terdiri dari dua tabung suara dengan beda nada 1 oktaf. Pada satu unit angklung, umumnya terdapat 31 angklung melodi kecil dan 11 angklung melodi besar.

Sementara itu, angklung akompanimen adalah angklung yang digunakan sebagai pengiring untuk memainkan nada-nada harmoni.

Tabung suaranya terdiri dari 3 sampai 4, sesuai dengan akor diatonis. Setelah inovasi Daeng Soetigna, pembaruan-pembaruan lainnya terhadap angklung terus berkembang. Beberapa diantaranya adalah: Angklung Sarinande, Arumba, Angklung Toel, dan Angklung Sri Murni.

Baca Juga: KPU Sosialisasi Tahapan Pemilu Berbasis Pemilih Pemula di Sejumlah SMA Sederajat di Konawe

Teknik memainkan alat musik Angklung:

Permainan Angklung cukup mudah dilakukan bagi setiap orang. Kita bisa ,emainkanya dengan cara: satu tangan memegang rangka angklung, dan tangan yang lain menggoyangkannya hingga menghasilkan suara atau bunyi. Terdapat tiga teknik dasar menggoyangkan angklung, yakni:

1. Kurulung (getar), merupakan teknik yang paling umum dipakai, di mana satu tangan memegang rangka angklung, dan tangan lainnya menggoyangkan angklung selama nada yang diinginkan, hingga tabung-tabung bambu yang ada silih beradu dan menghasilkan bunyi.

Baca Juga: China Berencana Luncurkan Senjata Nuklir Anti-Satelit, Starlink Milik Elon Musk Terancam Lumpuh

2. Cetok (sentak), merupakan teknik di mana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).

3. Tengkep, merupakan teknik yang mirip seperti kurulung, namun salah satu tabung ditahan, sehingga tidak ikut bergetar.**

Halaman:

Editor: Mirkas

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x