Network
KENDARI KITA - Suku Bajau, komunitas yang hidup bersentuhan langsung dengan lautan, menggelar deklarasi sebagai bentuk dedikasi dan selebrasi untuk menjaga alam lestari.
Deklarasi ini diselenggarakan sebagai langkah nyata dalam menjaga kelestarian cagar biosfer Wakatobi, sebuah perayaan yang mengangkat martabat suku Bajau di wilayah tersebut dan di seluruh dunia.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti, mengatakan bahwa deklarasi ini menunjukkan komitmen suku Bajau dalam melindungi cagar biosfer Wakatobi.
Baca Juga: Tim U-16 Indonesia Bersiap Memukau di Piala AFF U-16
Namun, ia juga menyoroti pentingnya implementasi dari berbagai riset dan tulisan tentang suku Bajau untuk meningkatkan keterlibatan mereka dalam pembangunan dan pelestarian alam.
Selama ini, Irini mengaku sangat sering menjumpai berbagai riset dan tulisan tentang suku Bajau yang bagus dan beranekaragam, tetapi berbagai narasi tersebut tidak terimplementasi penerapannya pada masyarakat Bajau itu sendiri yang memiliki populasi sekitar 6 hingga 7 juta orang.
Sebagai contoh ketika berkunjung ke perkampungan Bajau, mereka sebagai masyarakat nelayan atau maritim luar biasa keunikannya karena memang disanalah kehidupan mereka yang sebenanrnya, tetapi ketika berbicara tentang sumbangsih terhadap keterlibatan dalam pembangunan seperti kurang tereksplorasi.
Baca Juga: Daun Sirsak Punya Banyak Khasiat, Berikut Inilah Manfaat Bagi Tubuh Kita
Menurut Irini, pelibatan suku Bajau di Wakatobi perlu ditingkatkan agar budaya yang mereka miliki dapat menjadi kekuatan baru dan nilai tambah bagi daerah tempat mereka bermukim, seperti Wakatobi yang merupakan salah satu daerah cagar biosfer dalam menjaga aset tersebut dan memancing riak-riak kepariwisataan.
Sementara itu, Presiden Kerukunan Keluarga Bajau Indonesia, Abdul Manan, menegaskan bahwa deklarasi ini merupakan wujud komitmen suku Bajau dalam melestarikan sumber daya pesisir dan laut di Kabupaten Wakatobi.
