Efek Global yang Terjadi Jika Es di Antartika Meleleh Tak Bersisa, Nomor 2 Bikin Ngeri

6 Maret 2023, 15:14 WIB
Ilustrasi-Habitat pinguin di Antartika. /PIxabay.com/MemoryCatcher / 8318 images /

KENDARI KITA-Antartika adalah kawasan hutan belantara terakhir dan terbesar di bumi.

Antartika (kutub utara), adalah laboratorium penting untuk penelitian dampak global dari dunia industri.

Antartika sulit dipelajari bukan hanya karena letaknya yang terpencil, tetapi juga karena tantangan pengumpulan data di sekitar benua yang terpapar variasi angin dan badai yang sangat besar dari semua sisi.

Baca Juga: Berkaca dari kasus Ledakan dan Kebakaran Plumpang, Seluruh Depo Pertamina Bakal dievaluasi dan diaudit

Antartika menjadi salah satu epicentrum stabiliasasi iklim global. Jika suhu panas terus-terusan meningkat dari tahun ke tahun, bukan tidak mungkin es di Antartika meleleh tak bersisa.

Es di kutub utara (Antartika) mencair karena peningkatan suhu global. Seperti diketahui, titik beku air adalah 0 derajat celcius, maka apabila suhu di kutub utara diatas 0 derajat celcius, maka es di kutub tersebut akan mencair.

Selain kutub utara, wilayah dengan suhu terdingin di dunia berada di kutub selatan (Arktik).

Baca Juga: Pengurusan Paspor Umrah dan Haji Dimudahkan Ditjen Imigrasi, Kemenag: Kami Sangat Mengapresiasi Kebijakan Ini

Ada beberapa ancaman jangka panjang yang dihadapi Antartika saat ini. Salah satu penyumbang terbesar adalah eksplorasi dan eksploitasi cadangan mineral, minyak dan gas.

Lalu apa yang terjadi jika semua ini tak bisa diatasi? apa efek global yang terjadi jika es di Antartika meleleh tak bersisa?

1. Melelehnya es Antartika memperngaruhi salinitas air laut (kandungan garam). Bayangkan jika air laut jadi kurang asin karena es yang mencair, tentu mempengaruhi ekosistem dan habitat perairan. Spesies tertentu akan punah karena perubahan salinitas dan suhu yang tiba-tiba berubah.

Baca Juga: Update Kebakaran Pertamina Plumpang, Korban Jiwa Bertambah, 3 Orang Masih Dalam Pencarian

2. Jika semua es di Antartika mencair tak bersisa saat ini juga, maka permukaan laut di seluruh dunia akan naik hingga 70 meter.

Imbasnya, garis pantai dalam peta dunia akan berubah. Tak hanya itu, negara-negara dengan garis pantai ikut tenggelam tak bersisa, seperti Florida di Amerika Serikat, dan kawasan serupa lainnya.

Negara-negara lainnya seperti Belanda, Bangladesh, Denmark juga dipastikan hanyut.

Baca Juga: Harga Emas Antam Melonjak di Awal Pekan, Dipatok Rp 1.033.000 per Gram

Tak ketinggalan negara kepulauan seperti Indonesia, dan beberapa negara pulau kecil. Juga dipastikan tenggelam.

Sekitar 40 persen dari populasi dunia akan mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi.

Es yang meleleh dari Antartika dipastikan mengancam  populasi manusia di muka bumi.

Baca Juga: Berikut Jadwal Acara TV di SCTV : Senin 6 Maret 2023, Rindu Bukan Rindu dan Tajwid Cinta

3. Jika es di antartika meleleh tak bersisa, suhu di sebagian wilayah bumi menjadi tak normal.

Daerah tropis seperti Indonesia, tak ketinggalan kena imbasnya. Suhu rata-rata bisa menjadi sangat panas, sehingga pada akhirnya menjadi tak layak lagi dihuni manusia.

Sebagian besar populasi akan pindah ke tempat-tempat yang lebih dekat dengan kutub.

Baca Juga: Warga Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara Tewas Tersambar Petir di Perairan Laut Mata Kendari

4. Ekosistem hancur, tanaman dan hewan punah. Saat ini terjadi, mungkin populasi manusia menjadi lebih dekat dengan kepunahannya (kiamat).

Memunculkan Virus Purba Ketika es Antartika mencair maka tidak hanya membuang banyak air saja, namun juga membebaskan semua virus maupun bakteri yang telah terkubur selama jutaan tahun di dalam es tersebut. Melansir dari Nature, para peneliti dalam studinya telah menemukan beberapa mikroba yang dapat beradaptasi di cuaca yang ekstrem. Tidak hanya itu spesies ini juga dikabarkan mampu hidup di lingkungan yang memiliki kadar garam yang tinggi. Namun para ahli belum tau seberapa berbahaya mereka jika nanti bebas dari es di Antartika itu. Tak ayal bila mereka memprediksi akan terjadinya wabah penyakit.

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada oleh dengan judul "5 Hal yang Akan Terjadi Jika Es di Antartika Mencair, Nomor Terakhir Lahirkan Virus | Halaman Lengkap". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://sains.sindonews.com/read/937627/766/5-hal-yang-akan-terjadi-jika-es-di-antartika-mencair-nomor-terakhir-lahirkan-virus-1668075091?showpage=all

Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan, silahkan download aplikasi SINDOnews.
- Android: https://sin.do/u/android
- iOS: https://sin.do/u/ios

5. Jika es di Antartika meleleh tak bersisa, maka virus maupun bakteri purba alias virus yang mengendap dalam lapisan es jutaan tahun lamanya, kembali hidup.

Akibatnya, wabah penyakit aneh tak dapat dihindari. Ancaman terhadap kepunahan populasi manusia dipastikan tak dapat ditangani jika hal ini sudah kadung terjadi.

Baca Juga: Jadwal Acara TV di RCTI : Senin 6 Maret 2023, Ngebor Rezeki, Tukang Ojek Pengkolan dan Kesetiaan Janji Cinta

Melansir dari Nature, para peneliti dalam studinya telah menemukan beberapa mikroba yang dapat beradaptasi pada cuaca ekstrim.

Tidak hanya itu, spesies pembawa bakteri dan virus ini ini juga dikabarkan mampu hidup di lingkungan yang memiliki kadar garam yang tinggi.

Namun para ahli belum mengetahui pasti seberapa berbahaya mereka  (virus dan bakteri purba) jika pada akhirnya bebas dari es di Antartika.

Menurut penelitian, ada beberapa penyebab melelehnya es di Antartika diantaranya:

Baca Juga: Jisoo BLACKPINK Siap Debut Solo Perdana, Bakal Rilis Akhir Maret 2023

1. Perubahan iklim/pemanasan global, yang mengakibatkan pemanasan laut dan hilangnya es laut dan es di darat, ini merupakan ancaman jangka panjang terbesar bagi wilayah tersebut.

Beberapa lapisan es telah runtuh dan lereng es serta gletser telah menyusut. Pengasaman laut (dari karbon dioksida ekstra terlarut) telah menyebabkan hilangnya beberapa siput laut yang dianggap memiliki peran penting dalam siklus karbon laut.

Populasi perkembangbiakan dan wilayah jelajah beberapa spesies penguin pun berubah.

Baca Juga: Perbankan Ketahuan Main Aman Soal Penyaluran KUR, DPR: Penyalurannya Harusnya Tanpa Jaminan

2. Penangkapan ikan, baik legal maupun ilegal. Lautan dunia ditangkap secara berlebihan, kemungkinan besar jika investasi ke dalam jenis kapal dan alat tangkap yang dibutuhkan untuk Antartika dibuat, maka itu juga akan mengalami nasib yang sama. Memancing krill bisa menjadi sangat penting karena krill berada di dasar banyak rantai makanan Antartika. Sudah ada kapal illegal fishing yang mengabaikan peraturan saat ini.

Anjing laut berbulu selatan dan paus biru diburu sampai ke ambang kepunahan di Antartika, sementara anjing laut berbulu telah pulih dengan baik, populasi paus biru dunia mungkin hanya 2-5 persen dari jumlah sebelum perburuan paus.

3. Spesies invasif. Organisme yang bukan asli Antartika dibawa ke sana dengan berbagai cara, di kapal, atau diselipkan sebagai benih ke sepatu bot dan pakaian, beberapa diantaranya sekarang dapat bertahan hidup di sana sebagai akibat dari perubahan iklim.

Baca Juga: Cara Mudah Membuat KTP Digital, Bermodal Smartphone dan Jaringan Internet

Tikus khususnya adalah ancaman potensial bagi banyak spesies burung bersarang di Antartika di pulau-pulau sub-Antartika yang sangat rentan karena tidak ada predator asli di darat bagi mereka untuk memiliki pengalaman dalam mempertahankan diri.

Pulau sub-Antartika Georgia Selatan pernah dilaporkan dinyatakan bebas hama tikus. Pada awal 2018, 250 tahun setelah mereka pertama kali diperkenalkan secara tidak sengaja oleh kapal yang lewat.

Burung asli yang bersarang di darat telah lama dibuang ke beberapa pulau terpencil yang tidak dapat dijangkau tikus, telah terlihat kembali di pulau itu dalam siatu proyek terbesar di dunia.

Baca Juga: Keistimewaan Malam Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan

4. Pariwisata, dengan polutan yang menyertai kapal dan pesawat, kemungkinan tumpahan minyak dan pengaruh populasi dan  infrastruktur terhadap satwa liar dan lingkungan yang lebih luas.

5. Polusi, CFC dan penipis ozon lainnya bertanggung jawab atas lubang ozon yang muncul di Antartika selama lebih dari 40 tahun, bahan kimia yang diproduksi ribuan mil jauhnya ditemukan di es Antartika dan di tubuh satwa liar.

Peralatan yang dibuang, bahan kimia, dan minyak dapat merusak lanskap. Jaring ikan, plastik, tali pancing, kail, dan limbah lainnya yang dibawa melalui laut dapat mengakibatkan penderitaan besar atau hilangnya nyawa burung, ikan, dan mamalia laut di sana.

Baca Juga: Gerak Cepat Pemkot Kendari Tangani Dampak Hujan Badai Disertai Angin Kencang

6. Eksplorasi dan eksploitasi cadangan mineral, minyak dan gas. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan kemajuan teknologi, hal ini akan menjadi ancaman yang semakin meningkat.

Traktat Antartika melarang semua pertambangan dan eksploitasi mineral tanpa batas waktu, meskipun ini muncul untuk ditinjau pada tahun 2048 (dengan kata lain, itu tidak benar-benar dilarang sama sekali).

7. Dampak langsung yang terkait dengan pengembangan infrastruktur untuk basis dan program ilmiah. Konstruksi bangunan dan fasilitas terkait seperti jalan, penyimpanan bahan bakar, landasan pacu, dan lain-lain, serta pembuangan limbah secara berkelanjutan.

Baca Juga: Single Baru J-Hope BTS 'On the Street Ft J. Cole, Rajai Tangga Lagu Itunes, Mejeng di Chart Global Spotify

Meminimalisir efek global akibat mencairnya es di Antartika

Selain melakukan penelitian yang bertujuan merumuskan solusi jangka panjang bagi peradaban, keberlangsungan habitat dan ekosistem di Antartika dan seluruh dunia, para ahli juga telah mencetuskan solusi meminimalisir efek global mencairnya es di Antartika.

“Beberapa perubahan yang akan dihadapi Antartika sudah tidak dapat diubah, seperti hilangnya beberapa lapisan es, tetapi ada banyak hal yang dapat kita lakukan. mencegah atau membalikkan keadaan," kata Profesor Martin Siegert, dari Institut Grantham Perubahan Iklim dan Lingkungan di Imperial.

“Untuk menghindari dampak terburuk, kita membutuhkan kerja sama internasional yang kuat dan regulasi yang efektif yang didukung oleh sains yang ketat. Ini akan bergantung pada pengakuan pemerintah bahwa Antartika terkait erat dengan sistem bumi lainnya, dan kerusakan di sana akan menimbulkan masalah di mana-mana.”

Baca Juga: Hujan Badai Melanda Sulawesi Tenggara, Dua Nyawa Melayang Gegara Tertimpa Pohon Tumbang

Penulis utama Dr Steve Rintoul, dari Center for Southern Hemisphere Oceans Research dan Antarctic Climate and Ecosystems Cooperative Research Center di Australia, mengatakan:

“Emisi gas rumah kaca harus mulai menurun dalam dekade mendatang untuk memiliki prospek realistis mengikuti narasi emisi rendah dan jadi hindari dampak global yang terkait dengan perubahan di Antartika, seperti kenaikan permukaan laut yang substansial.”

Sedangkan Profesor Siegert menilai jika lanskap politik Antartika di masa depan lebih mementingkan persaingan, dan bagaimana setiap negara dapat memperoleh hasil maksimal dari benua dan lautannya, maka semua aksi perlindungan akan sia-sia.

Baca Juga: Alasan Membaca Buku Lebih Baik daripada Scroll Medsos Berjam-jam

“Namun, jika kita menyadari pentingnya Antartika dalam lingkungan global, maka ada potensi kerjasama internasional yang menggunakan bukti untuk melakukan perubahan yang menghindari 'titik kritis', batas yang pernah dilintasi, akan menyebabkan perubahan tak terkendali, seperti runtuhnya Lapisan Es Antartika Barat," ujarnya.

Langkah sederhana yang dapat dilakukan individu/kelompok untuk mencegah pemanasan global yang berimbas pada melelehnya es di Antartika:

1. Menggunakan transportasi umum & sepeda
2. Meminimalisir penggunaan peralatan yang mengandung CFC (Chloro Fluoro Carbon). CFC menyebabkan penipisan lapisan ozon
3. Mematikan perangkat elektronik saat tidak terpakai
4. Hemat air
5. Reuse, Reduce, Recycle (3R), yakni mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Reuse adalah menemukan cara baru menggunakan kembali limbah sehingga kita tidak perlu membuangnya. Sedangkan Recycle adalah menggunakan bahan limbah untuk membuat produk baru yang dapat dijual kembali.
6. Reboisasi (aksi penghijauan kembali/menanam pohon)
7. Mengampanyekan menjaga alam dan lingkungan.***

Editor: Mirkas

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler