Hari ke-390 Invasi Rusia ke Ukraina, Kunjungan Xi Jinping hingga Skenario Penangkapan Vladmir Putin

- 20 Maret 2023, 23:07 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu di Moskow.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu di Moskow. /Vasily Maximov/AFP/Getty Images

KENDARI KITA-Presiden China Xi Jinping telah tiba di Moskow dalam kunjungan pertamanya ke Rusia selama empat tahun.

Kunjungan kenegaraan itu menjadikan pemimpin China itu sebagai pemimpin dunia pertama yang bertemu dengan Vladimir Putin sejak pengadilan pidana internasional (ICC) di Den Haag mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap presiden Rusia itu.

Keduanya, dijadwalkan menghadiri pertemuan informal pada hari Senin, menyusul kesepakatan resmi dalam pertemuan lanjutan.

Baca Juga: Pendapat Ulama tentang Hukum Ziarah Kubur bagi Wanita

Kedua pemimpin nyentrik ini diharapkan  menandatangani deklarasi bersama.

Kantor berita milik negara Tass melaporkan bahwa Xi Jinping memberikan support kepada sahabatnya, Vladmir Putin.

"China dan Rusia adalah tetangga yang baik dan mitra yang dapat diandalkan," katanya.

Baca Juga: Toyota All-New Agya dan All-New Agya GR Sport Resmi Dipasarkan di Sulawesi Tenggara

Presiden China berharap kunjungan ke Rusia akan memberikan dorongan baru bagi pengembangan hubungan Rusia-China dan kerja sama strategis.

Putin memuji Xi sebagai "teman lama yang baik" dalam sebuah artikel surat kabar yang diterbitkan di China, sementara Xi menulis di harian Rusia bahwa perjalanannya ke Rusia bertujuan untuk memperkuat persahabatan antara kedua negara dan menyerukan "pragmatisme" pada Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyebut surat perintah penangkapan pengadilan pidana internasional terhadap Putin sebagai "titik balik" dalam konflik. Dalam pidatonya,  Zelensky mengatakan bahwa surat perintah itu menandai "hasil hukum internasional yang benar-benar signifikan untuk Ukraina, untuk keadilan. Saat setelah itu menjadi tidak dapat disangkal bahwa akhir dari agresi untuk Rusia ini akan menjadi tanggung jawab penuhnya."

Baca Juga: Ribuan Massa Aksi Demo di Kantor Bupati Buteng, Tolak Tambang Batu Gamping

Hal lainnya yang terjadi di tengah invasi adalah Putin mengunjungi pos komando di kota Rostov-on-Don, Rusia selatan.

Kantor berita milik negara Rusia TASS mengatakan Putin mengadakan pertemuan di pos komando dan kontrol militer di kota Rusia. Itu terjadi setelah Putin melakukan perjalanan ke Mariupol yang diduduki Rusia.

Ukraina mengklaim telah membunuh 164.910 tentara Rusia sejak awal perang. Dari jumlah tersebut, mereka mengatakan 710 tewas dalam 24 jam hingga Minggu pagi. Mereka juga melaporkan telah menghancurkan delapan sistem artileri Rusia sejak Sabtu.

Baca Juga: Penjelasan Pakar Soal Keterkaitan antara Kesehatan Usus dan Kesehatan Mental

Namun kekurangan bahan peledak menghambat upaya negara-negara Eropa untuk menyediakan senjata kepada Ukraina, termasuk bubuk mesiu, bahan peledak plastik, dan TNT.

Ukraina kekurangan pasokan senjata sehingga menunda rencana peningkatan produksi  pasokan senjata hingga tiga tahun.

Ini berarti industri pertahanan Eropa mungkin tidak dapat memenuhi pesanan UE yang diharapkan untuk Ukraina.

Baca Juga: Inovatif dalam Pelayanan Digital, Kemenkumham Diganjar Penghargaan KemenPAN RB

Inggris dan Ukraina telah menandatangani kesepakatan perdagangan digital , yang akan memberi Ukraina akses ke layanan keuangan elektronik untuk membantu upaya rekonstruksi.

Departemen bisnis dan perdagangan Inggris mengatakan perdagangan secara digital sangat penting dalam konflik tersebut, karena kerusakan infrastruktur dan peperangan Ukraina telah mempersulit perdagangan secara fisik.

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic menolak keputusan penerbitan surat perintah penangkapan internasional untuk Vladimir Putin.

Baca Juga: Keluar dari Rutan dan Berstatus Tahanan Kota, Ridwansyah Taridala Bersimpuh di Hadapan Sang Ibu

Menurutnya, hal itu hanya akan memperpanjang perang di Ukraina. 

“Saya pikir mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin, tidak masuk ke masalah hukum, akan memiliki konsekuensi politik yang buruk dan ada keengganan besar untuk berbicara tentang perdamaian (dan) tentang gencatan senjata," katanya.***

Editor: Mirkas

Sumber: theguardian.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x