Pemerintah Indonesia Bahas Usulan Bantuan Dana Mitigasi Pandemi di KTT G20

16 November 2022, 11:56 WIB
Ilustrasi Pandemic /Pixabay.com/Fernandozhiminaicela/

KENDARI KITA-Pemerintah Indonesia tengah membahas pembentukan Pandemic Fund yang bertujuan memperkuat sistem kesehatan global terhadap krisis yang diakibatkan kemunculan Pandemi COVID-19.

Usulan ini disampaikan Jokowi saat puncak pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi G2 yang melibatkan pemimpin berbagai negara G20, di Bali, 16 November 2022.

Baca Juga: Kejati Sultra Bicara Optimalisasi Penyerapan Anggaran Tahun 2022 Pada Pelaksanaan Rakernis Kejari

Presiden RI Jokowi mengatakan, dana pandemi ini akan digunakan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons menghadapi resiko pandemi berikutnya.

''Dalam jangka pendek ini, hal pertama adalah dunia harus mempunyai kapasitas pembiayaan untuk mencegah dan menghadapi pandemi, yang kedua membangun ekosistem kesehatan yang tersinergikan lintas negara,'' kata Jokowi, melansir laman Kemkes.go.id, Rabu, 16 November 2022.

Baca Juga: Dua Pernyataan Kontras Kepala Rutan Kendari Terkait Narapidana Jalan-jalan di Lokasi Tambang

Menurut Jokowi, Tiga tahun terakhir Indonesia menghadapi disrupsi terberat dalam seabad terakhir yaitu pandemi COVID-19.

Jokowi menilai, dunia terbukti tidak siap menghadapi pandemi, dunia tidak memiliki arsitektur kesehatan yang handal untuk memitigasi  pandemi.

Baca Juga: FPH Sultra Desak Polisi Tindaklanjuti Aduan Ilegal Mining yang Menyeret Oknum WNA dan PT PJP

Karena itu, menurut Jokowi, semua negara harus memastikan ketahanan komunitas internasional dalam menghadapi pandemi.

''Pandemi tidak boleh lagi memakan banyak korban jiwa dan meruntuhkan sendi-sendi perekonomian global,'' ujar Jokowi.

Baca Juga: Anton Timbang Didaulat Sebagai Tokoh Inisiator Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi di Sultra

Dengan semangat itulah, lanjut Jokowi, presidensi Indonesia  G20 terus mendorong penguatan arsitektur kesehatan global untuk mewujudkan sistem kesehatan global yang lebih andal terhadap krisis, serta lebih inklusif dan berkeadilan.

Studi yang dilakukan Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) awal tahun ini mencatat bahwa dana mitigasi yang dibutuhkan yakni sebesar 31,1 miliar dolar amerika serikat setiap tahunnya untuk membiayai sistem pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon terhadap pandemi di masa yang akan datang.

Baca Juga: Teori Konspirasi Keberadaan Alien: Dikaitkan dengan Kematian Marilyn Monroe

Untuk itu G20 telah sepakat untuk membentuk dana pandemi bagi kepentingan pencegahan, kesiapsiagaan dan respons terhadap pandemi.

''Saya menyampaikan terima kasih kepada para donor dari negara-negara G20 dan non G20, serta dari lembaga-lembaga filantropi yang telah memberikan kontribusi, namun dana yang terkimpul masih belum mencukupi," kata Jokowi.

Baca Juga: Harta Benda Lukas Enembe Disita KPK, Ditemukan Catatan Keuangan Hingga Emas Batangan

''Saya mengharapkan dukungan yang lebih besar lagi untuk dana pandemi ini,'' imbuh Jokowi

Selain kontribusi dana, Jokowi juga mengajak semua pihak untuk mendukung beberapa inisiatif antara lain pembentukan platform koordinasi penanggulangan gangguan kesehatan, berbagai data genomik internasional untuk mendukung pemantauan patogen, pengembangan jaringan digital secara global, serta sertifikasi vaksin untuk memfasilitasi keamanan perjalanan internasional dan pembentukan pusat penelitian dan manufaktur yang lebih adil dan merata.

Baca Juga: Polisi Sita Miliaran Aset Bisnis Robot Trading Net89 Milik Reza Paten

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan pandemic fund akan memberikan pembiayaan untuk kapasitas pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons (PPR) pandemi yang akan datang.

''Dana pandemi adalah landasan di mana kita akan membangun kembali dan memperkuat arsitektur kesehatan global. Ini merupakan kemajuan besar pertama dari prioritas jalur kesehatan G20 tahun ini,'' tutur Menkes Budi.

Baca Juga: Alasan Kurve Luar, Seorang Napi Rutan Kendari Malah Jalan-jalan di Lokasi Tambang PT WMB

Menurutnya, kerja sama antara keuangan dan kesehatan sangat penting untuk mempersiapkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan banyak negara semakin bergerak menuju kehidupan normal baru dengan COVID-19. Namun jutaan kasus baru dan ribuan kematian masih dilaporkan setiap minggunya.

Baca Juga: KIP Sultra Rekomendasikan Desa Peserta dengan Keterbukaan Informasi Publik Terbaik

''Oleh karena itu penting bagi setiap negara memiliki dan pandemi untu pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi di masa yang akan datang,'' kata Sri Mulyani.***



Editor: Mirkas

Sumber: Kemkes. go. id

Tags

Terkini

Terpopuler