Jawaban Ilmuwan Soal Fenomena Bumi Berotasi Lebih Cepat Dari Biasanya

- 6 Agustus 2022, 22:25 WIB
Jawaban Ilmuwan Soal Fenomena Bumi Berotasi Lebih Cepat Dari Biasanya.
Jawaban Ilmuwan Soal Fenomena Bumi Berotasi Lebih Cepat Dari Biasanya. /dailymail.co.uk/

KENDARI KITA-Bumi diketahui telah mencatat hari terpendeknya sejak  29 Juni 2022, sehingga ilmuwan berpendapat bahwa bumi berotasi lebih cepat dari biasanya.

1,59 milidetik yang terpangkas dari putaran waktu 24 jam pada hari itu meningkatkan prospek detik kabisat negatif yang harus terjadi, demi menjaga waktu tetap sejajar dengan perputaran bumi.

Pertama kali dalam sejarah, perputaran waktu secara global mengalami percepatan.

Melansir laman Dailymail.co.uk, para ilmuwan mengklaim bahwa fenomena ini terjadi imbas perubahan iklim, aktifitas seismik, dan sirkulasi di wilayah perairan (laut). Ilmuwan menyebut fenomena ini sebagai 'Chandler Wobble'.

Baca Juga: Ini Alasan Elon Musk Tak Jadi Beli Twitter, Tak Bayar Denda, Langsung Dilapor ke Pengadilan Delaware

Chandler Wobble merupakan gerakan goyah yang terjadi saat bumi berputar pada porosnya.

"Chandler Wobble  adalah komponen dari sumbu gerak rotasi seketika bumi, yang disebut gerak kutub, yang mengubah posisi titik di dunia di mana sumbu memotong permukaan Bumi," kata Dr Leonid Zotov, ilmuwan Sternberg Astronomical Institute, Moskow, Rusia,  Sabtu, 8 Agustus 2022.

'Amplitudo goyangan normal adalah sekitar empat meter di permukaan Bumi, tetapi dari 2017 hingga 2020 fenomena ini perlahan menghilang," imbuhnya.

Baca Juga: Berikut 20 Link Twibbon Ucapan Selamat HUT Kemerdekaan RI ke-77 yang Cocok Jadi Unggahan di Sosial Media

Matt King, seorang profesor di University of Tasmania yang berspesialisasi dalam pengamatan Bumi, mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation, bahwa fenomena pergerakan waktu ini menimbulkan keanehan

'Jelas ada sesuatu yang berubah, dan berubah dengan cara yang belum pernah kita lihat sejak awal astronomi radio yang tepat pada 1970-an," kata King.

Beberapa ahli percaya bahwa jawaban atas fenomena ini terletak di dalam bumi itu sendiri, dengan sesuatu yang mungkin terjadi pada inti dan mantel planet ini.

Baca Juga: Timnas U16 Indonesia Bakal Hadapi Vietnam di Fase Grub, Bima Arya Minta Timnya Raih Kemenangan

"Kami tidak yakin karena bumi adalah sistem yang sangat kompleks, tetapi saya percaya itu menyebabkan goyangan Chandler membusuk dan panjang hari berkurang secara serentak," kata Zotov.

Tidak ada yang menyangka bahwa Bumi akan berakselerasi, meski kecepatan planet bumi berputar pada porosnya telah bervariasi sepanjang sejarah.

1,4 miliar tahun yang lalu, sehari akan berlalu dalam waktu kurang dari 19 jam, dibandingkan dengan waktu 24 jam hari ini.

Baca Juga: Komnas HAM Sebut Kasus Kematian Brigadir J Semakin Terang Benderang

Jadi, rata-rata, hari-hari di bumi semakin lama daripada lebih pendek, sekitar satu 74.000 detik setiap tahun.  

Tetapi planet ini saat ini berputar lebih cepat daripada setengah abad yang lalu.

Terkadang kecepatan rotasi sedikit berbeda, memengaruhi pencatatan waktu global – jam atom – yang membutuhkan detik kabisat untuk ditambahkan.

Atau dalam kasus terbaru, detik kabisat negatif berpotensi harus terjadi.

Baca Juga: Sinopsis Pengabdi Setan 2 Communion: Rentetan Teror dari Arwah Sang Ibu

Sebanyak 27 detik kabisat telah diperlukan untuk menjaga waktu atom tetap akurat sejak 1970-an.

Temuan lainnya ada di bulan November 2009, arus laut yang kuat (Sirkumpolar) mengelilingi benua Antartika, sehingga bumi berputar sedikit lebih cepat, mempersingkat setengah dari hari dalam sebulan, yakni masing-masing sebesar 0,1 milidetik.

Sekitar 7.500 gigaton es Greenland (gambar) meleleh ke laut selama abad ke-20. Ini menjadikannya sebagai salah satu kontributor utama massa yang dipindahkan ke lautan, yang menyebabkan permukaan laut naik. Akibatnya, terjadi penyimpangan dalam sumbu putaran bumi.

Baca Juga: LPSK Minta Istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi Tak Khawatir, Bakal Jalani Pemeriksaan Sendirian

Sementara itu, dari pantauan ara ahli di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di California dan di Institute of Earth Physics of Paris di Prancis, bumi tercatat  melambat secara tiba-tiba pada 8 November 2009. Kemudian perputarannya menjadi lebih cepat hanya hanya dalam waktu dua minggu kemudian.

Perputaran bumi kemudian kembali normal pada 20 November 2009.

Manusia tidak dapat mendeteksi perubahan tersebut, tetapi dapat memengaruhi satelit dan sistem navigasi.

Halaman:

Editor: Mirkas

Sumber: Dailymail.co.uk


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x