"Jalur perpipaan dari sumber mata air di Gunung Sabanano yang turun ke desa hanya satu. Makanya dampak terjadinya air keruh dirasakan betul warga," beber pria kelahiran Desa Balo ini.
Eldiyatri mengungkapkan juga, diusianya 24 tahun, baru pekan lalu melihat air bersih yang biasa mengalir ke rumah warga terlihat keruh.
Baca Juga: Hasil Muswil VI : Yusmin Nahkodai KAHMI Sultra Periode 2022-2027
Atas kejadian tersebut, Eldiyatri berharap agar manajemen PT TMS memberikan solusi sehingga air bersih yang mengalir ke rumah-rumah warga tidak lagi keruh.
Dia juga menjelaskan, sebelum terjadinya permasalahan air keru ini, sudah pernah diperbincangkan dengan Camat Kabaena Timur secara non formal.
Permasalahan yang dibahas ketika itu, kata Eldiyatri, mengenai kekuatiran sumber mata air dari Gunung Sabanano tercemar akibat adanya aktivitas pertambangan.
Baca Juga: Diadukan Mahasiswinya di Polresta, Begini Penjelasan Oknum Dosen UHO Kendari
"Saya dapat info bahwa pihak pemerintah kecamatan sudah bersurat ke PT TMS untuk menjelaskan terkait Amdal. Namun infonya sampai sekarang belum ada penjelasan dari PT TMS. Saya dengar info ada polemik wilayah administrasi," katanya.
Sementara itu, Camat Kabaena Timur, Sahlan saat dihubungi melalui ponselnya, tidak diperoleh keterangan. Ponsel Camat Kabaena Timur diangkat oleh istrinya.
Baca Juga: Sejumlah Organisasi Mahasiswa Buteng Pertanyakan Soal Molornya Pencairan Beasiswa Samatau