PB HMI Bahas Kontroversi PT GNI, Kecelakaan Kerja Hingga Ricuh Antarkelompok Buruh

- 16 Januari 2023, 15:19 WIB
Ketua PB HMI Bidang Pembangunan Energi, Migas dan Minerba, Muhamad Ikram Pelesa.
Ketua PB HMI Bidang Pembangunan Energi, Migas dan Minerba, Muhamad Ikram Pelesa. /Istimewa/

KENDARI KITA-PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) belakangan ini seolah 'terjebak' dalam pusaran persoalan yang tak henti-hentinya bergulir. Belum juga surut polemik terkait insiden  yang menewaskan dua orang tenaga kerjanya, timbul lagi persoalan baru yang lagi-lagi memantik sentimen publik.

Persoalan kali ini terkait aksi mogok kerja yang berujung ricuh antarkelompok buruh. Tenaga Kerja Asing (TKA) versus pekerja lokal.

Baca Juga: Pelaku Pencabulan Anak di Kendari Berhasil Diringkus Polisi

Ketua PB HMI Bidang Pembangunan Energi, Migas dan Minerba, Muhamad Ikram Pelesa menduga, PT GNI sengaja membenturkan TKA dengan pekerja lokal. Sehingga insiden berdarah tak dapat dihindari.

Akibat kerusuhan ini, 2 orang pekerja lokal dan 1 orang TKA dilaporkan tewas.

"Tentu ini pola penyelesaian masalah yang sangat keliru. Meredam tuntutan Hak para pekerja dengan cara membubarkan aksi mogok kerja menggunakan Tenaga Kerja Asing (TKA). Terbukti letupan kericuhan yang dipicu TKA juga mengakibatkan puluhan pekerja luka-luka, sehingga reaksi yang ditimbulkan para pakerja lokal lainnya atas kejadian tersebut menimbulkan kerugian materil yang tidak sedikit," kata Ikram Pelesa.

Baca Juga: Akademisi Universitas Muhammadiyah Kendari Edukasi Pendidikan Politik di Desa Tumbutumbu Jaya

Menurut Ikram, jika perusahaan tambang tersebut berinisiatif menemui dan menerima aspirasi para pekerja lokal, maka insiden berdarah ini tak akan terjadi.

Namun faktanya, kata Ikram, PT GNI malah mengutus TKA untuk membubarkan massa pekerja lokal.

Baca Juga: Universitas Karya Persada Muna Buka Lowongan Kerja Dosen Tetap, Cek Syarat Lengkapnya di Sini

Halaman:

Editor: Mirkas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x