Riset Ilmuwan: Polusi Cahaya Mengurangi Gugusan Bintang yang Terlihat dengan Mata Telanjang

- 23 Januari 2023, 20:21 WIB
Ilustrasi-Gugusan bintang yang terlihat di langit malam.
Ilustrasi-Gugusan bintang yang terlihat di langit malam. /Unsplash.com/Alexander Andrews

KENDARI KITA-Temuan penelitian mengungkapkan bahwa polusi cahaya dengan cepat mengurangi jumlah bintang yang dapat terlihat dengan mata telanjang.

“Tidak ada cahaya di bumi atau surga / Tapi cahaya bintang yang dingin,” demikien kutipan penyair Henry Wadsworth Longfellow.

Baca Juga: Quotes untuk Sahabat di Hari Valentine: Bentuk Cinta yang Unik nan Platonik

Namun bagi banyak penulis dan seniman, sumber inspirasi itu bisa memudar karena penelitian mengungkapkan bahwa polusi cahaya dengan cepat mengurangi jumlah bintang yang terlihat dengan mata telanjang.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Science menunjukkan lokasi dengan 250 bintang yang terlihat saat ini hanya akan memiliki 100 bintang yang terlihat dalam 18 tahun terakhir.

Baca Juga: Pria di Konut Meregang Nyawa Usai Dianiaya OTK

“Jika tren ini berlanjut, pada akhirnya akan sangat sulit untuk melihat apa pun di langit, bahkan konstelasi yang paling terang sekalipun. Sabuk Orion akan mulai menghilang di beberapa titik,” kata Dr Christopher Kyba, dari Pusat Penelitian Geosains Jerman, dilansir kendari.pikiran-rakyat.com dari laman thesun.co.uk, Senin, 13 Januari 2023.

Tim peneliti menulis bahwa cahaya yang dihasilkan oleh pencahayaan buatan tumbuh secara eksponensial selama abad ke-20 dengan pertumbuhan populasi, teknologi baru, dan perluasan kota-kota.

Baca Juga: Alasan Mengapa Tindakan Kriminal di Zona Kematian' Seolah Dilegalkan

Namun dampak dari pergeseran ke dioda pemancar cahaya (LED) dalam beberapa tahun terakhir tidak jelas.

Satelit yang dapat mengukur skyglow memiliki resolusi terbatas dan tidak dapat mendeteksi beberapa panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh LED.

Baca Juga: Standar Tarif Baru Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional

Untuk menggali lebih dalam, tim ilmuwan menganalisis 51.351 pengamatan warga terhadap bintang yang terlihat dengan mata telanjang, yang dilakukan di rentang tahun 2011 dan 2022 sebagai bagian dari proyek yang disebut Globe at Night.

Peserta diminta menggunakan situs web untuk melihat pilihan bagan bintang untuk lokasi mereka, masing-masing menunjukkan jumlah bintang yang semakin banyak yang ada di petak langit itu, dan memilih bagan yang paling cocok dengan apa yang dapat mereka lihat.

Baca Juga: Skema Kenaikan Biaya Ibadah Haji 2023 Dinilai Tak Adil Bagi Calon Jamaah

Para peneliti kemudian membuat model yang menghubungkan jumlah bintang yang terlihat dengan kecerahan langit malam.

Meskipun pengamatan sains warga jarang dilakukan beberapa kali di lokasi yang sama persis, para peneliti dapat mengelompokkan orang-orang yang melihat  kecerahan langit malam yang serupa pada tahun tertentu, dan mencatat perubahannya dari waktu ke waktu.

Halaman:

Editor: Mirkas

Sumber: thesun. co.uk


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x