"Pemda saat ini bukan hanya fokus pada 201 anak yang terkena stunting (intervensi spesifik) melainkan intervensi sensitif," ungkapnya.
Sekda juga mengharapkan pihak Puskesmas tetap kalibrasi alat pengukuran bayi, dan selalu memastikan hasil timbangan bayi baru lahir, sebab banyak kasus terjadi pada bayi baru lahir, ketika awal hasil timbangan berubah dengan hasil timbangan berikutnya.
Baca Juga: Mahasiswa UHO Ditemukan Tak Bernyawa di Asrama Bidik Misi
Kepala BPPKB Muna Barat, La Ode Andi Muna mengatakan, pihaknya lakukan manajemen audit kasus stunting di Muna Barat diharapkan mampu memenuhi target di 2024 mendatang untuk menurunkan angka stunting.
"Bila perlu pemberantasan stunting tuntas atau tidak ada lagi di Muna Barat," ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya mendatangkan dokter spesialis kandungan, dr. Benza Asa Dicaraka agar dapat memberikan pemahaman bagi tim kesehatan terkait mengidentifikasi resiko dan tidak beresiko pada sasaran stunting.
Baca Juga: Kepala Desa Wanseriwu Diduga Terlibat Kasus Pembunuhan Bayi Kembar di Muna Barat
Sosialisasi yang terus dilakukan harapannya agar seluruh pihak dapat melakukan langkah-langkah dan upaya pencegahan stunting pada masyarakat. (Hasan Jufri)***