Indonesia Wacanakan Penggunaan CNG, BBM Baru Seharga Rp 3.000, Kualitas Setara Pertamax Turbo

18 Desember 2022, 20:54 WIB
Ilustrasi pengisian CGN (Bahan Bakar Gas). /PIxabay.com/Paulbr75/2320images/

KENDARI KITA-Pemerintah Indonesia tengah gencar menyosialisasikan pemanfaatan gas bumi sebagai bagian dari rencana transisi energi fosil ke Energi Baru Terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.

Menurut Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto, Indonesia masih memiliki potensi gas bumi yang mencukupi sebagai sumber energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Aturan Pelaksanaan Nataru 2023, Menko PMK: Masyarakat Bebas Beraktifitas Secara Terukur

Momentum ini dimanfaatkan PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina, untuk menjadikan gas bumi sebagai energi alternatif  bahan bakar sepeda motor, kapal nelayan tradisional, dan kendaraan roda empat dalam lima tahun ke depan.

Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah mewacanakan konversi BBM ke BBG menggunakan Compressed Natural Gas (CNG).

Baca Juga: Twibbon Natal dan Tahun Baru: Jelajahi Link dan Tutorialnya Disini

CNG diketahui memiliki kualitas yang sama dengan Pertamax Turbo dengan angka oktan research octane number (RON) 98.

Kebutuhan pasokan gas untuk BBG transportasi kurang lebih 40 BBTUD di tahun 2027. Sedangkan penggunaannya diperkirakan meningkat hingga 410 juta LSP.

Baca Juga: Jadwal Tes Hingga Pengumuman Rekrutmen Bersama BUMN Batch 2 Mulai Dirilis 16 Desember 2022

Impact lanjutannya kata Haryo, menghemat APBN untuk mengurangi BBM subsidi hingga Rp 1,25 T per tahun dengan asumsi subsidi BBM sebesar 3000 rupiah per liter.

“Komposisi utama CNG untuk sepeda motor adalah metana yang bersih dan beroktan tinggi mampu memberikan manfaat performa mesin yang baik dan gas buang yang ramah lingkungan,” ujar Haryo, melansir laman resmi Pertamina.com, Minggu, 18 Desember 2022.

Baca Juga: Aksi Kate Winslet Tahan Napas di Proyek Film Avatar 2, Kalahkan Rekor Tom Cruise

Lanjut Haryo, penggunaan konversi BBM ke BBG pada sepeda motor dapat meningkatkan kesejahteraan atas potensi penghematan harga bahan bakar hingga 55 persen setara Rp 6,9 juta per tahun (konsumsi 4 liter BBM pertalite/ hari).

Selain itu kata Haryo, beban subsidi BBM dan ketergantungan impor BBM juga dapat ditekan setara 125 ribu kilo liter per tahun.

Baca Juga: Kejati Sultra Inventarisasi dan Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2022

Sedangkan penambahan konversi pada kendaraan roda empat, PGN memproyeksikan sebanyak 1000 truk/ bus dan 18.000 kendaraan kecil. Hal ini reliable dengan wujud nyata di mana BBG telah digunakan oleh kendaraan seperti taksi, bajaj, dan bus Trans Semarang.

Kemudian untuk kapal nelayan, target quick win konversi sebanyak 6,71 BBTUD untuk 30.000 unit perahu nelayan.

Baca Juga: Ombudsman Sultra: Aduan Publik Tahun 2022 Didominasi Persoalan Sosial Hingga Sengketa Agraria

Program untuk nelayan ini menggunakan skema Gaslink Cylinder yang berkapasitas 4,2 lsp.

Dengan standar keselamatan tinggi, CNG mendukung daya jelajah hingga 50 km pada mode operasi Dual Diesel Fuel (DDF) 50 persen untuk 1 hari berlayar.

Sama halnya dengan CNG untuk sepeda motor, CNG untuk kapal nelayan berkomposisi metana beroktan tinggi sehingga memberi manfaat performa mesin yang baik dan ramah lingkungan.

Baca Juga: PRIMA Jatim Tuntut KPU Diaudit, Samirin: Data SIPOL Juga Harus Dibuka Untuk Publik

Selain itu, CNG memberi potensi penghematan bahan bakar hingga 30 pesen setara Rp 7,2 juta per tahun (konsumsi 10 liter BBM solar per hari).

“Pada prinsipnya, program nasional CNG untuk kendaraan darat dan kapal nelayan ingin kami tingkatkan agar masyarakat punya energi alternatif dengan harga yang lebih murah dan ramah lingkungan. Secara berkelanjutan, diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Baca Juga: Cetak Prestasi, Sekjen Kemenkumham Dianugerahi Penghargaan Pin Emas dari Kapolri

“Program gas bumi untuk transportasi darat dan kapal nelayan tradisional, akan menggunakan CNG. Kami proyeksikan, program ini akan mengoptimalkan pemanfaatan SPBG milik Pertamina yang dibangun menggunakan dana mandiri dan APBN. Ada 35 SPBG untuk direaktivasi secara bertahap. Saat ini sudah 3 unit di Semarang yang telah direvitalisasi,” pungkasnya.***

Editor: Mirkas

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler