Modus Rekap Nilai, Oknum Dosen UHO Kendari Diduga Lecehkan Mahasiswinya, Begini Kronologinya

- 20 Juli 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual.
Ilustrasi pelecehan seksual. /Pixabay/mohamed_hassan

KENDARI KITA - Dengan modus rekap nilai, oknum dosen Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari berinisial B diduga lakukan pelecehan seksual terhadap salah seorang mahasiswinya.

Alhasil, dugaan pelecehan seksual tersebut telah dilaporkan korban ke Mapolresta Kendari, dengan nomor Laporan Pengaduan (LP) 789/VII/2022/Reskrim, tertanggal 18 Juli 2022.

Dikonfirmasi via selulernya, pelapor yang meminta identitasnya dirahasiakan menceritakan kronologis pelecehan seksual yang dialaminya.

Baca Juga: Oknum Dosen UHO Kendari Dipolisikan, Lantaran Diduga Lakukan Pelecehan Terhadap Anak Didiknya

Pelecehan itu berawal pada Minggu 17 Juli 2022, saat dirinya mendatangi kediaman terlapor atas permintaan sang dosen, dengan catatan agar korban tak membawa rekannya (datang sendiri).

"Alasannya itu, karena sistem penilaiannya itu bocor dengan teman saya, apabila saya didampingi teman saya. Tapi saat itu, saya datang dengan teman saya dari jurusan lain," cerita korban.

Kendati datang bersama seorang rekannya, sang dosen mengarahkan rekan korban untuk keluar membeli makan. Sehingga kondisi saat itu, korban dan terduga pelaku tinggal berdua di lokasi kejadian.

Baca Juga: Soal Temuan Obat Kadaluwarsa di Muna Barat, Begini Penjelasan Kepala BPOM Sultra

"Waktu itu saya tetap fokus dengan yang saya kerjakan. Dia masuk ke dalam, dia lagi telpon, setelah itu beliau (B) langsung menyamparin saya, duduk, tiba-tiba saya dikasih uang Rp100 ribu, katanya untuk uang pulang," jelasnya.

Awalnya, lanjut korban, uang tersebut ditolak, tapi terlapor memaksa dirinya menerima uang itu, sehingga Ia terpaksa menerima. Setelah itu, pelapor menyampaikan ucapan terimakasih dan berjabat tangan, tetiba sang dosen memeluk pelapor dari belakang.

Korban menambahkan, saat dirinya dipeluk, Ia kaget secara spontan, maskernya dibuka lalu mencium jidat dan pipi kanan kiri pelapor. Setelah itu, terlapor pergi dengan alasan mau menemani istrinya ke penjahit.

Baca Juga: Pemkab Konawe Usulkan Pembangunan 16 Tower BTS ke Pemerintah Pusat

"Setelah dosen itu pergi, posisinya saya sendiri, saya menangis saat itu. Setelah itu datang teman saya, sempat saya makan dulu, tapi saya tidak cerita ke teman saya ini. Setelah saya selesai makan, saya langsung balik (pulang)," tambahnya.

Selanjutnya, tindakan pelecehan seksual kembali dialami korban pada Senin 18 Juli 2022. Saat itu, pelapor diperintahkan untuk kembali menyerahkan hasil revisi nilai.

Namun, saat itu pelapor mengajak seorang rekannya untuk menemani dirinya ke kediaman terlapor, karena takut usai dilecehkan pada hari sebelumnya.

Baca Juga: BI Sultra Bentuk Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren, Segera Dilaunching

Hanya saja, korban nampak melihat raut wajah sang dosen yang kesal karena dirinya memanggil rekannya.

"Dosen itu masuk, dia panggil saya sedangkan teman saya berada di luar. Saat saya duduk, dosen itu berbicara dengan nada yang pelan, menanyakan kenapa saya membawa rekan padahal dia sudah meminta agar tak membawa rekan. Tapi saya berbohong sama dia (dosen) bahwa saya ndak sengaja bertemu di depan," katanya.

Setelah itu, korban menyampaikan kepada dosen bahwa dirinya merevisi dan mengerjakan sesuai dengan yang diperintahkan dosen tersebut. Dan sedikit berbincang mengenai permasalahan nilai itu.

Baca Juga: Cegah Peredaran Gelap Narkoba, Tim Patroli Polres Jakbar Patroli di Kampung Boncos

"Saat saya pamit, saya berdiri dan dia berdiri kemudian saya jabat tangan sama dosen itu. Pas saya balik mau jalan, Tiba-tiba dosen itu membalikan badan saya dan membuka masker saya, dia langsung mencium bibir saya. Saya kaget, kemudian tangan saya langsung refleks mendorong bahu bapak itu dan langsung keluar sembari nangis," pungkasnya.***

Editor: Mirkas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x