Tekan Inflasi Kelompok Komoditas Pangan, GNPIP BI Sultra Akselerasi Program TaBe Di

18 Februari 2023, 19:44 WIB
Ilustrasi komoditas pangan. /Mery Oktavia/

KENDARI KITA-Bank Indonesia (BI) wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra), menempuh langkah strategis menekan inflasi komoditas pangan dengan menggalang Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

GNPIP merealisasikan langkah strategis menanam inflasi lewat program Tanam cabe kendalikan inflasi (TaBe Di).

Secara khusus BI Sultra terus mendorong penurunan inflasi pangan bergejolak melalui berbagai kegiatan, perluasan TaBe Di di 7 Kabupaten/Kota seperti Kota Kendari, Kabupaten Kolaka Timur, Konawe Utara, Konawe Selatan, Bombana, Kota Baubau, dan Kabupaten Buton Selatan.

Baca Juga: Mengenali Diet Ular, Metode Penurunan Berat Badan yang Diklaim Berbahaya Bagi Kesehatan

Implementasi Gerakan TaBe Di yang berkelanjutan mengusung konsep pembangunan partisipatif yang memiliki fokus utama mengikutsertakan Kelompok wanita tani, hebitren, Gapoktan, pegawai milenial dan mahasiswa (Generasi Baru Indonesia).

Untuk memenuhi kebutuhan pasokan pangan Sulawesi Tenggara melalui GNPIP, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara melalui gerakan Tabe Di yaitu Tanam Cabai Kendalikan Inflasi dan Gerakan Tanam Bawang Merah telah bersinergi dengan pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dan pemerintah daerah Kota/Kabupaten di Sulawesi Tenggara.

Komoditas strategis yang dikembangkan lewat langkah sinergisitas ini meliputi pemberian bibit komoditas cabai, bantuan alat produksi pertanian (Alsintan) serta sarana produksi pertanian (Saprotan).

Baca Juga: Jadwal Acara TV di Indosiar, Sabtu 18 Februari 2023 : Ip Man dan Chinese Zodiac

Adapun mitra pengembangan Komoditas strategis antara lain KWT Al-Mukhlis Kota Kendari, Poktan Alaa Mburema Kabupaten Konawe Utara, LM3 Pesantren Islam Al-Irsyad Konawe Selatan, Gapoktan Molagina Kota-Baubau, Gapoktan Sumber Rezeki Buton Selatan dan Kelompok Tani Berkah Kabupaten Bombana.

Hasilnya, terjadi peningkatan produksi bawang merah mencapai 16 ton dan cabai merah mencapai 50 ton dari penanaman 75.000 bibit cabai merah.

 

Lebih lanjut Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara melalui GNPIP juga turut mendorong keterjangkauan harga bahan pangan melalui program pasar murah yang dilaksanakan langsung pada momen kritikal peningkatan harga termasuk pada saat berdekatan dengan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Baca Juga: Pungli di Sekolah Diduga Tumbuh Subur, Siswa Diwajibkan Beli Buku Paket, Warga Mengadu ke Anggota Dewan

Pelaksanaan pasar murah dilaksanakan bersinergi dengan OPD yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Pada tahun 2022 telah dilaksanakan pasar murah di Kota Kendari, Kabupaten Kolaka Utara,  Muna Barat, Muna, Buton Kabupaten Bombana dan Kota Baubau.

Sementara itu pada tahun 2023 telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:

Baca Juga: Cara Aktivasi KTP Digital di Smartphone, Syaratnya Lebih Praktis

1. Perluasan gerakan Tabe Di (Tanam Cabe Kendalikan Inflasi) bekerjasama dengan Poktan Griya Asri Cendana Kelurahan Kambu pada lahan seluas 2Ha yang siap tanam. Lahan ini akan digunakan untuk penanaman bibit bawang dan cabai, sementara Pemda memberikan dukungan berupa penyiapan bibit dan lahan.

2. Pasar murah pada tanggal 1-6 Februari di Korem Mandonga Kendari bekerjasama dengan TPID termasuk program SPHP Bulog.

Dalam waktu 5 hari, Pasar Murah Korem Mandonga Kendari mencatatkan total transaksi senilai 263 juta rupiah dengan nilai transaksi tertinggi ditopang oleh SPHP Bulog (beras, minyak dan gula) pada kisaran 142 juta rupiah atau 52 persendari total nilai transaksi.

Baca Juga: Seorang Pria di Kendari Dikeroyok, Kapolresta Beberkan Kronologinya

Program ini akan terus dilanjutkan mendekati HBKN Ramadhan hingga akhir Idul Fitri 2023 bekerjasama dengan TPID serta Bapanas sebagai koordinator Ketahanan pangan nasional.

Selain itu, untuk jangka pendek juga telah dilaksanakan perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) di berbagai daerah.

Perluasan KAD antara lain terkait komoditas bawang merah antara Kota Baubau dan Kabupaten Buton Selatan dan komoditas telur ayam antara Kota Kendari dan Kabupaten Sidrap.

Baca Juga: Ledakan Populasi di Sulawesi Tenggara, Tahun 2022 Bertambah 15 Ribu Jiwa

Melalui koordinasi yang erat dan efisien, TPID Sultra akan terus berkomitmen melakukan berbagai upaya menjaga kestabilan harga dan kelancaran distribusi barang dan jasa di Sulawesi Tenggara di tengah berbagai potensi kenaikan harga-harga komoditas ke depan.

Diketahui, tahun 2022, inflasi gabungan Provinsi Sulawesi Tenggara yang terdiri dari inflasi di Kota Kendari dan Baubau yang tercatat sebesar 7,39 persen.

Kelompok komoditas yang diatur pemerintah mencatat inflasi sebesar 21,38 persen (yoy) dan andil 4,37 persem (yoy), disusul Kelompok Inflasi Inti mencatat inflasi sebesar 3,53 persen (yoy) dengan andil 2,05 persen (yoy). Adapun Komoditas Pangan Bergejolak mencatat inflasi sebesar 4,35 persen (yoy) dengan andil yang cukup rendah yakni 0,97 persen (yoy).

Merujuk capaian ini, kinerja pengendalian inflasi daerah terutama untuk mengatasi fluktuasi harga komoditas pangan bergejolak dapat diredam dengan baik oleh TPID Se-Sulawesi Tenggara.***

 

Editor: Mirkas

Tags

Terkini

Terpopuler