Aktivitas Tambang PT TMS Diduga Cemari Sumber Air Bersih Warga Kabaena Timur

5 September 2022, 19:56 WIB
Kondisi air bersih warga Desa Balo dan Desa Bungi-bungi yang keruh diduga akibat aktivitas pertambangan PT TMS di Kabaena. /Mirkas/kendarikita.com

KENDARI KITA - Aktivitas pertambangan PT Tonia Mitra Sejahtera (TMS) di lahan konsesi sekitar Gunung Sabanano, Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) berimbas pada dugaan pencemaran lingkungan.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun kendarikita.com, sekitar 1.200 jiwa warga yang tinggal di Desa Balo dan Desa Bungi-bungi, Kecamatan Kabaena Timur, mengeluhkan kondisi air bersih yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari mereka tiba-tiba keruh tidak seperti biasanya.

Salah seorang warga Desa Balo, Eldiyatri Sultansyah mengatakan, terjadinya kekeruhan air diduga disebabkan sumber mata air di Gunung Sabanano tergerus, sebagai dampak aktivitas pertambangan.

Baca Juga: Dugaan Ilegal Mining di Morombo, SMW Desak Mabes Polri Tangkap Pimpinan PT BMI

"Nah lahan konsesi tambang yang dekat sumber mata air di Gunung Sabanano adalah milik perusahaan PT Tonia Mitra Sejahtera," kata Eldiyatri Sultansyah, Senin 5 September 2022.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan, air bersih yang awalnya jernih berubah menjadi keruh. Hal itu terpantau jelas sejak Sabtu 3 September 2022.

"Airnya keruh sekali, berbeda sekali dengan sebelum-sebelumnya. Kalau dulu keruh tapi tidak seperti hari Sabtu lalu. Warnanya kuning bercampur tanah," jelas tokoh muda di Desa Balo ini.

Baca Juga: Aktivitas PT BMI Disorot, Diduga Menambang Kawasan Hutan Tanpa IPPKH, Kinerja APH Dipertanyakan

Akibat terjadinya kekeruhan air bersih yang tidak lazim ini, Eldiyatri mengaku, ada beberapa warga Desa Balo menemuinya untuk menanyakan masalah tersebut.

"Jalur perpipaan dari sumber mata air di Gunung Sabanano yang turun ke desa hanya satu. Makanya dampak terjadinya air keruh dirasakan betul warga," beber pria kelahiran Desa Balo ini.

Eldiyatri mengungkapkan juga, diusianya 24 tahun, baru pekan lalu melihat air bersih yang biasa mengalir ke rumah warga terlihat keruh.

Baca Juga: Hasil Muswil VI : Yusmin Nahkodai KAHMI Sultra Periode 2022-2027

Atas kejadian tersebut, Eldiyatri berharap agar manajemen PT TMS memberikan solusi sehingga air bersih yang mengalir ke rumah-rumah warga tidak lagi keruh.

Dia juga menjelaskan, sebelum terjadinya permasalahan air keru ini, sudah pernah diperbincangkan dengan Camat Kabaena Timur secara non formal.

Permasalahan yang dibahas ketika itu, kata Eldiyatri, mengenai kekuatiran sumber mata air dari Gunung Sabanano tercemar akibat adanya aktivitas pertambangan.

Baca Juga: Diadukan Mahasiswinya di Polresta, Begini Penjelasan Oknum Dosen UHO Kendari

"Saya dapat info bahwa pihak pemerintah kecamatan sudah bersurat ke PT TMS untuk menjelaskan terkait Amdal. Namun infonya sampai sekarang belum ada penjelasan dari PT TMS. Saya dengar info ada polemik wilayah administrasi," katanya.

Sementara itu, Camat Kabaena Timur, Sahlan saat dihubungi melalui ponselnya, tidak diperoleh keterangan. Ponsel Camat Kabaena Timur diangkat oleh istrinya.

Baca Juga: Sejumlah Organisasi Mahasiswa Buteng Pertanyakan Soal Molornya Pencairan Beasiswa Samatau

"Halo, bapak lagi keluar. Nanti saya sampaikan kalau pulang," kata istri Sahkab dari balik telepon seluller sekitar pukul 16.18 Wita.

Berdasarkan foto-foto yang diterima kendarikita.com, air kran yang masuk ke rumah warga tampak keruh. Warnanya kecoklatan dan tidak layak dipakai untuk mandi, apalagi digunakan untuk kebutuhan air minum.

Informasi lain yang berhasil dihimpun, tim terpadu dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan anggota Komisi II DPRD Bombana dikabarkan akan meninjau langsung lokasi terjadinya air keruh yang diduga dampak dari aktivitas tambang PT TMS.***

Editor: Mirkas

Tags

Terkini

Terpopuler