KENDARI KITA-Fenomena tengah hari yang lebih cepat berlangsung pada tanggal 3 November 2022.
Fenomena ini disebabkan nilai perata waktu yang lebih besar sehingga matahari akan transit lebih cepat dibandingkan dengan hari-hari biasanya dalam setahun.
Baca Juga: Sederet Keunggulan Siaran TV Digital: Tidak Berbayar, Gambar Lebih Berkualitas
⠀
Peneliti pusat riset antariksa Organisasi Riset dan Penerbangan Antariksa BRIN, Andi Pangerang mengungkapkan, secara umum dampak tengah hari lebih awal akan menyebabkan waktu terbit matahari lebih cepat.
Bagi umat muslim, waktu shalat duha (saat ketinggian Matahari mencapai +4,5° atau sepenggalah) maupun waktu subuh sekaligus awal fajar astronomis (akhir malam astronomis) yang lebih cepat dibandingkan hari-hari lainnya, terutama bagi wilayah selatan Indonesia.
Baca Juga: Proyek Sugimanuru Diduga Jadi Penyumbang Banjir, DLHK Mubar: Jika Terbukti, Kita Jatuhkan Sanksi
⠀
Selain itu juga menyebabkan waktu terbenam matahari (magrib) maupun waktu isya sekaligus akhir senja astronomis (awal malam astronomis) yang lebih cepat dibandingkan hari-hari lainnya, terutama bagi wilayah utara Indonesia.
Penjelasan Mengenai perata waktu
Perata waktu adalah selisih antara waktu matahari sejati dengan waktu matahari rata-rata.
Perata waktu dipengaruhi oleh dua faktor, yakni kemiringan sumbu bumi dan kelonjongan orbit bumi.
Baca Juga: Mengintip Ramalan Zodiak Hari Ini: Masalah Mengintai, Libra Disarankan Tak Bepergian Kemana-mana
1. kemiringan sumbu bumi
Saat kemiringan sumbu bumi menjauhi titik seimbang menuju simpangan maksimumnya (September-desember dan maret-juni), matahari akan transit lebih cepat, sedangkan saat kemiringan sumbu bumi menjauhi simpangan maksimum menuju titik seimbang, bumi menjauh simpangan maksimum menuju titik seimbang (Juni-Setember dan Desember-maret), matahari akan transit lebih lambat.
2. Kelonjongan orbit bumi
Baca Juga: Pj Wali Kota Kendari Bantah Isu Wacana Penambahan Gerai Indomaret
Kelonjongan orbiit bumi ini terjadi saat orbit bumi tidak sepenuhnya lingkaran sempurna , namun berbntuk elips dengan kelonjongan 1/60.
Keadaan ini juga biasanya disebut dengan aphelion.
Baca Juga: Rektor UHO Dilaporkan ke KPK, Humas: Kami Tak Tahu-menahu Soal itu
Saat bumi menjauhi titil perihelion menuju aphelion (Januari-Juli), matahari akan transit lebih lambat.
Sedangkan saat bumi menjauhi tiitk aphelion menuju perihelion (Juli-Januari), mataharti akan transit lebih ceopat.
Baca Juga: Desa Kusambi Jadi Langganan Banjir, Kades: Sumber Airnya Dari Pembangunan Bandara
Hal ini akan membuat matahari transit lebih cepat pada September-Desember dengan puncaknya pada awal Novemer.
Nilai Perata waktu ketika tengah hari 3 November di Indonesia adalah 16 menit 27 detik.***