Baca Juga: Dugaan Gratifikasi Penerimaan Mahasiswa Baru, Rektor UHO Dilaporkan ke KPK
Menurut siaran pers dan laporan otoritas Hong Kong, sebelum aksi protes besar besaran terjadi di tahun 2019, pemerintah Hong Kong telah mengumumkan langkah-langkah pengendalian massa untuk beberapa acara seperti perayaan Kembang Api Hari Nasional dan liburan Natal.
Tragedi Itaewon menjadi berita utama banyak outlet berita lokal Hong Kong dengan narasi kutipan seperti di bawah ini:
Baca Juga: BMKG: IBF Mitigasi Resiko Bencana Hidrometeorologi
"Tragedi itu mengingatkan pada tragedi yang terjadi di Lan Kwai Fong di Hong Kong pada tanggal 1 Januari 1993, ketika ribuan pengunjung pesta lokal dan asing menyerbu distrik bar dan restoran yang penuh sesak di pusat Hong Kong."
Pemerintah Korea diketahui telah memperkenalkan metode penyelamatan sendiri pada tahun 2006 menyusul penyerbuan tahun sebelumnya di sebuah stadion selama konser di Sangju, Provinsi Gyeongsang Utara, yang menewaskan 11 orang dan melukai 162 orang.
Baca Juga: Soroti Kinerja Satpol PP, Rajab Jinik: Penertiban APK Jangan Semau-maunya
Metod yang disosialisasikan pemerintah Korea Selatan itu berisi pedoman seperti kapasitas penonton berdasarkan ukuran tempat, jumlah jalan keluar dan kondisi darurat yang terjadi
Namun, karena perayaan di Itaewon tidak memiliki penyelenggara tunggal, sulit untuk menerapkan pedoman tersebut.
Lee Woong-hyuk, seorang profesor ilmu kepolisian di Universitas Konkuk, mengatakan kepada bahwa pengendalian massa yang tidak memadai adalah penyebab terbesar di balik insiden tersebut.
Dia menekankan bahwa pemeriksaan di daerah itu seharusnya dilakukan terlebih dahulu, dengan melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemilik toko Itaewon atau polisi.