Konsisten Tolak Aktivitas Penambangan PT WIN di Area Pemukiman, Warga Desa Torobulu Beberkan Alasannya

10 Oktober 2023, 23:11 WIB
Warga Desa Torobulu, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konsel konsisten menolak aktivitas PT WIN. /Mirkas/kendarikita.com

KENDARI KITA - Kendati telah dilakukan mediasi yang dihadiri Bupati Konawe Selatan (Konsel), Surunuddin Dangga, Senin 9 Oktober 2023, namun masyarakat Desa Torobulu, Kecamatan Laeya konsisten menolak aktivitas penambangan PT Wijaya Inti Nusantara (WIN) dia area pemukiman.

Perwakilan Aliansi Masyarakat Torobulu, Idam mengatakan, pihaknya akan tetap menolak aktivitas penambangan di area pemukiman yang dilakukan PT WIN.

Ditanya soal mediasi yang dihadiri Bupati Konsel, Idam menjelaskan, bahwa hal itu dilaksanakan dalam rangka menyahuti aspirasi masyarakat, yang menolak aktivitas penambangan PT WIN di area pemukiman.

Baca Juga: Soroti Aktivitas Penambangan PT WIN di Area Pemukiman Warga, Jatam : Situasi Ekstrem dan Wajib Dihentikan

"Pak Bupati datang menemui warga penolak dan menampung keresahan kami selama ini. Dan hasil pertemuan tadi, nanti Pak bupati akan menurunkan tim guna melakukan peninjauan penambangan di pemukiman warga," ujarnya.

Idam juga membeberkan alasan dirinya dan sejumlah warga keukeh menolak aktivitas penambangan di area pemukiman warga. Sebab, bilamana aktivitas penambangan itu tetap dilanjutkan, utamanya di Simpang Tiga hingga di Lorong Indra, Desa Torobulu, maka kerusakan lingkungan akan makin tak terelakan.

PT WIN diduga melakukan aktivitas penambangan di area pemukiman warga Desa Torobulu, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan. kendarikita.com

Idam mengungkapkan, bahwa aktivitas penambangan tersebut memungkinkan terjadinya longsor dan kekeringan, karena tidak ada lagi yang menopang tanah di sekitar pemukiman akibat penambangan yang dilakukan pihak korporasi.

Baca Juga: Konutara Desak Presiden RI Instruksikan BKPM Cabut IUP PT WIN

Idam menyebutkan, ancaman lainnya seperti banjir kecil dan besar juga bisa datang kapan saja, dengan kondisi bentang alam yang telah menggundul dan hilangnya vegetasi penutup lahan.

"Dengan masalah yang ditimbulkan PT WIN hari ini, seperti banjir 2020, kemungkinan besar akan kembali terjadi, apalagi ketika air laut pasang dan bertambah. Ini yang kemudian hal-hal yang bisa terjadi kalau penambangan di Simpang Tiga tetap dipaksakan," benernya.

Selain itu, lanjut Idam, penambangan PT WIN di area pemukiman mengakibatkan turunnya intensitas hasil tangkap ikan bagi nelayan di Desa Torobulu. Pasalnya, nelayan mulai merasakan dampaknya, lantaran warna air laut berubah warna (keruh), dan membuat ekosistem laut menjadi mati.

Baca Juga: PT WIN Garap Area Pemukiman Warga Desa Torobulu, Walhi : Melanggar Ketentuan UU Nomor 4 Tahun 2009

"Dulu Torubulu dikenal dengan penghasil ikan, bahkan mampu menopang daerah lainnya, seperti Kota Kendari. Tapi sekarang dengan masuknya tambang, hasil tangkap (ikan) mulai berkurang. Bagaimana tidak, biar kawasan mangrove ditambang juga," jelasnya.

Tangkapan layar video amatir yang merekam aksi heroik emak-emak mengusir alat berat milik PT WIN.

Olehnya itu, Idam berharap dan meminta kepada pemerintah agar memperhatikan keberlangsungan hidup masyarakat di Desa Torobulu, dengan tidak mengizinkan lagi PT WIN melaksanakan aktivitas penambangan di area pemukiman warga.

Baca Juga: Aksi Heroik Emak-emak di Konawe Selatan Usir Alat Berat PT WIN yang Menambang Dekat Pemukiman

"Mungkin hari ini, dampak lingkungannya akibat penambangan di pemukiman belum terlihat, tapi kedepannya masyarakat akan merasakan itu. Belum lagi, pasca tambang masyarakat akan berharap dimana lagi kalau bukan melaut atau berkebun," pungkasnya. ***

Editor: Mirkas

Tags

Terkini

Terpopuler