“Kita harapkan harga gabah di petani itu wajar, harga beras di pedagang itu wajar, harga pembelian beras oleh masyarakat juga pada posisi yang wajar. Semuanya mendapatkan manfaat dan keuntungan dari perhitungan itu,” ujarnya.
Baca Juga: Presiden RI Jokowi Serahkan 1.552.000 Sertifikat Tanah ke 34 Provinsi
Untuk ketersediaan pupuk yang sering dikeluhkan para petani, Jokowi mengaku jika pemerintah masih berupaya mendorong produksi pupuk dalam negeri.
Selain itu, pihaknya juga sekaligus akan mengurangi ketergantungan pada produk impor.
“Kita tahu kebutuhan pupuk secara nasional itu kurang lebih 13 juta ton, pabrik-pabrik industri pupuk kita memproduksi baru 3,5 juta ton, dan kemarin tambah di Pupuk Iskandar Muda 570 ribu ton, ada tambahan,” ucapnya.
Baca Juga: Di Hadapan Seluruh Kepala Daerah, Presiden Jokowi Tak Ingin Masyarakat Jadi Korban Politik Identitas
Presiden juga mengakui adanya kendala dalam rantai pasok pupuk secara global yang dipicu oleh perang antara Rusia dan Ukraina.
“Memang kita masih kurang pupuknya. Ini yang nanti akan segera kita usahakan. Tapi kita juga semua harus tahu tempat bahan baku maupun produksi pupuk ini baru perang, itu Rusia dan Ukraina,” imbuh Presiden.***