Penggambaran seni dari abad kelima Sebelum Masehi (SM), menunjukkan Cupid sebagai anak yang tengah menarik gerobak di atas vas figur berwarna merah. Perunggu Eros yang terkenal dari periode Helenistik abad kedua SM juga menunjukkan dia sebagai seorang anak.
Namun, pada masa Kekaisaran Romawi, citra Cupid kecil yang gemuk menjadi lebih umum. Penyair Romawi Ovid menulis tentang dua anak panah cupid: satu yang mengeluarkan hasrat tak terkendali dan satu lagi yang memenuhi sasarannya dengan rasa jijik.
Penggambaran dewa Yunani dan Romawi yang memegang kekuasaan untuk melakukan baik dan buruk adalah hal yang umum.
Dewa Apollo, misalnya, dapat menyembuhkan orang dari penyakit atau menyebabkan wabah yang menghancurkan kota.
Baca Juga: Kery Saiful Konggoasa Kukuhkan TPAKD Kabupaten Konawe
Mitos-mitos Yunani sebelumnya juga memperjelas bahwa Eros atau Cupid sebagai simbol panah cinta di momen Valentine bukan sekadar kekuatan untuk mengalihkan perhatian.
Di awal "Teogoni" Hesiod - sebuah puisi yang menceritakan sejarah penciptaan alam semesta yang diceritakan melalui reproduksi para dewa, Cupid a.k.a Eros muncul sejak awal sebagai kekuatan alam yang diperlukan karena dia "mengganggu anggota tubuh dan mengatasi pikiran dan nasihat semua orang.
Eros alias Cupid tak melulu identik dengan tindakan seksual.
Baca Juga: Ekspansi di Kendari, Chatime dan Cupbop Hadirkan Minuman Kekinian dan Makanan Korea