KENDARI KITA-Sering kali sangat mudah bagi kita untuk menekan dan menyembunyikan perasaan kita karena kita menganggapnya lebih mudah, tetapi penting untuk mengenali tanda-tanda emosi yang tertekan dan melakukan sesuatu untuk mempelajari cara melepaskan emosi dan mengekspresikan diri dengan positif.
Menurut Healthline, emosi yang ditekan atau dipendam, mengacu pada emosi yang secara tidak sadar selalu kita hindari. Ini berbeda dari emosi ditahan sesaat, yaitu perasaan yang secara insidentil sengaja dihindari karena kita tidak tahu persis bagaimana menghadapinya.
Baca Juga: Akhir Pekan 3 Desember 2022: Harga Emas Antam Merosot ke Level Rp 998.000 per Gram
Emosi yang ditekan dan cenderung diabaikan dapat berkembang menjadi gangguan dan gejala psikologis tertentu.
Namun satu yang pasti, emosi ini biasanya berasal dan terbentuk dari trauma masa kecil.
Bagaimana seseorang menangani emosi berasal dari bagaimana mereka mengamati orang tua mereka ketika mereka masih kecil.
Baca Juga: Ratusan Personil ASN dan TNI-Polri Bersih-bersih Kawasan Ex MTQ
Jadi, jika orang tua mereka tidak menangani emosi mereka atau menghadapinya secara langsung, kemungkinan besar seseorang tumbuh menjadi lebih tertutup dan tidak dapat menangani perasaan mereka sendiri.
Banyak orang dengan emosi yang tertekan merasa terputus dari perasaan yang mereka takuti.
Biasanya, emosi yang dipendam ini sangat negatif. Emosi ini meliputi kesedihan, ketakutan, kemarahan, frustrasi, dan kekecewaan.
Baca Juga: Penyebab Tawuran Antarpelajar di Kendari Diungkap Polisi: Dendam Lama Hingga Saling Ejek
Pada titik tertentu dalam hidup, seseorang yang memiliki perasaan tertekan mungkin telah diberitahu orang terdekatnya berulang kali bahwa mereka tidak boleh memiliki jenis emosi tersebut karena cenderung berefek buruk bagi orang lain
Karena itu, seseorang memutuskan berhenti mengekspresikan dan memiliki perasaan karena diperkuat asumsi eksternal bahwa hal-hal yang bersifat emosional harus disimpan untuk diri sendiri.
Baca Juga: Rakernas Perdana DPP FPRN, Momentum Kolaborasi Program Kerja Strategis Organisasi
Dan di atas segalanya, sulit bagi orang dengan emosi yang tertekan untuk menghadapinya karena mereka tidak ingin dihakimi orang lain.
Memiliki sederet masalah emosional yang belum terselesaikan sebenarnya dapat berkembang menjadi penyakit fisik yang diperparaj ketika dibiarkan mengendap, analogi lainnya adalah membusuk layaknya luka infeksi yang tak pernah diobati.
Penting bagi kita untuk mengetahui gejala ataupun ciri-ciri seseorang memendam luka emosiional.
Baca Juga: Tiga Tahun PRMN Bersama dan Bermakna : Sukses Ciptakan Peluang Kerja Melalui Konsep Kolaborasi
Beberapa solusi di artikel ini juga semoga bekerja membalikkan kecenderungan emosi represif dan menjalani kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat.
Berikut adalah 20 gejala yang menunjukkan seseorang memendam luka emosional, beserta cara melepaskan dan memulihkannya menjadi energi positif:
Baca Juga: Kuasa Hukum PT GAN Sambangi Polda Sultra, Sebut PT CSM Lakukan Pemalsuan
Gejala:
1. Pasif agresif: cenderung memilih 'menyerang' psikologis seseorang atau lawannya dengan perilaku mengabaikan. Perilaku ini dipicu kemarahan karena merasa egonya dilukai seseorang.
2. Mati rasa: sering merasa mati rasa dan kosong.
3. Penghindaran: menghindari sendirian dengan pikiran anda sendiri, atau
4. Kelupaan: sering melupakan banyak hal, termasuk hal-hal yang penting untuk diri sendiri ataupun orang lain.
Baca Juga: Polisi Siaga Antisipasi Tawuran Antarpelajar di Kendari
5. Perasaan ketidakpastian: merasa gelisah dan tidak nyaman ketika orang lain membicarakan perasaan mereka.
6. Tidak berbicara atau mengemukakan pendapat pribadi: mengikuti segalanya dan cenderung tidak mengungkapkan keinginan.
7. Gugup: merasa gugup hingga stres hampir sepanjang waktu.
Baca Juga: Masyarakat Blokir Jalan Rusak di Ambesea Konsel: Lakalantas Sering Terjadi, Pemerintah Dituding Tak Peduli
8. Kecanduan media sosial: menjadikan media sosial, untuk menjauhkan diri dari perasaan rentan.
9. Tidak menunjukkan emosi: Anda tidak menangis sama sekali, bahkan untuk hal-hal yang bersifat sentimentil.
10. Merasa tertekan: merasa tertekan dan jengkel ketika seseorang bertanya tentang suasana hati.
11. Perasaan terkendali: selalu membutuhkan kontrol eksternal maupun internal.
12. Reaksi berlebihan: bereaksi berlebihan terhadap setiap hal kecil.
13. Merasa tidak terjadi apa-apa: berpikir dan merasa baik-baik saja padahal sebenarnya tidak.
Baca Juga: Harga BBM Pertamina Merangkak Naik Mulai 1 Desember 2022, Cek Daftar Lengkapnya Disini
14. Menyembunyikan perasaan: hal ini kerap terjadi dalam kehidupan orang dewasa. Namun pada kasus ini anda cenderung secara berlebihan menyembunyikan perasaan yang sebenarnya dirasakan.
15. Harga diri rendah: cenderung melihat diri sendiri sebagai orang yang memiliki nilai dan kualitas lebih rendah daripada orang lain, padahal kenyataanya, semua manusia berdiri setara dengan pemikiran dan pemahaman yang berbeda tentang kehdupan.
16. Kelelahan: cenderung merasa lelah tanpa alasan.
Baca Juga: Silaturahmi : DPP FPRN Temui Habib Abu Djibril Basyaiban
17. Tidak bisa tidur: anda memiliki masalah tidur alias insomnia
18. Anda tidak bisa berpikir jernih: pikiran berkabut dan kusut.
19. Rentan sakit.
20. Penurunan/penambahan berat badan.
Baca Juga: Lembaga Kerja Sama Tripartit Inisiasi Program Kerja Penuntasan Persoalan Ketenagakerjaan
Cara dan solusi untuk mulai mengekspresikan emosi:
Ketika anda menyadari bahwa anda sedang menekan emosi, maka saat ini anda harus memutuskan segera menghentikannya demi kesehatan emosional dan fisik anda.
1. Bicarakan tentang perasaan. Mengeluarkan uneg-uneg berarti melepaskan emosi negatif dan membuat anda merasa lebih baik.
2. Apresiasi dan puji diri sendiri karena sekali lagi kita harus menegaskan kembali bahwa yang terpenting adalah melakukan hal yang benar saat ini, dan semua orang layak bahagia dalam hidup.
Baca Juga: Mutasi Besar-besaran Jajaran Polresta Kendari, Ini Daftar Sederet Jabatan yang Berganti
3. Bangun hubungan dengan teman atau siapapun yang dapat membantumu memiliki progress positif dalam kehidupan.
4. Pahami perasaan orang lain karena penting bagi kita untuk dapat menangani orang lain yang juga memiliki timbal balik emosional dengan diri kita.
5. Pelajari cara-cara yang bermanfaat untuk mengatasi emosi karena anda selalu membutuhkan jalan keluar untuk mengatasi emosi Anda. Mungkin perlu sedikit waktu untuk menemukan yang terbaik untuk anda, tetapi percayalah, melakukan hal ini akan membuat anda merasa jauh lebih baik nantinya.
Baca Juga: AJP Sikapi Polemik Kepemilikan Lahan Tambang PT CSM Versus PT GAN
6. Mulailah mencoba memahami perasaanmu sendiri karena saat kamu memahami perasaanmu, maka kamu akan bisa menyadari saat emosi itu mengganggu, kamu dapat mengatasi dan menghentikannya.
Tak ada siapapun di dunia ini yang memahami dirimu, selain dirimu sendiri. Jika kamu manusia dewasa, maka tak ada salahnya mencari jalan keluar atas segala persoalan yang terjadi. Jika tak ingin dihakimi, jangan menghakimi orang lain. Berikan feedback positif untuk apapun dan siapapun.***