Kondisi Infrastruktur Rusak Parah, BBM Jatah SPBU Kompak Satu Harga Dibongkar di Langara

22 Agustus 2022, 22:29 WIB
Mobil tangki pengangkut BBM milik transportir PT Fajar Mekar Wakatobi terjebak ditengah jalan rusak menuju Roko-Roko, Konawe Kepulauan. /Mirkas/kendarikita.com

KENDARI KITA - Pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) 76.933.18 Kompak Satu Harga memberikan klarifikasi  terkait sorotan pembongkaran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite, yang dilakukan di belakang gudang pangkalan tabung LPG milik PT Tenri Tarigasindo, di Langara, Kecamatan Wawonii Barat, Konkep, Minggu 21 Agustus 2022.

Direktur PT Tenri Pulau Wawonii, Ratna membeberkan alasan pihaknya melakukan pembongkaran BBM tersebut di belakang gudang tabung LPG miliknya.

Ratna menjelaskan, kondisi infrastruktur menuju SPBU miliknya di Roko-roko rusak parah. Sehingga, mobil tangki pengangkut BBM milik transportir PT Fajar Mekar Wakatobi tak bisa melewati jalur itu untuk mengantarkan pasokan BBM tersebut.

Baca Juga: Gelar Ngopi Bareng 2, GIPI Sultra Bahas Pemulihan Industri Pariwisata Pasca Pandemi Covid 19

"Sudah tiga bulan belakangan kendaraan transportir tidak dapat melalui jalur itu, karena memang kondisi jalan sangat rusak parah. Tadinya hanya sebagian sekarang sudah memanjang. Sebenarnya, kami ini pihak yang tinggal menerima BBM di tempat yang disuplai oleh transportir," ungkapnya, Senin 22 Agustus 2022.

Kondisi tersebut membuat pihak SPBU berfikir keras, bagaimana cara memenuhi kebutuhan BBM masyarakat.

Pasalnya, jika suplai BBM dihentikan, maka masyarakat yang akan dirugikan. Sebab, akan terjadi kelangkaan yang membuat masyarakat sulit untuk mendapatkan BBM.

Baca Juga: Kasus Brigadir J, Kadiv Humas Polri Tegaskan Tak Ada Pemeriksaan Terhadap Kapolda Metro Jaya

Ratna menambahkan, pihaknya juga tidak dapat memaksakan kendaraan transportir yang memuat BBM jenis Pertalite untuk menyuplai langsung ke SPBU, seperti yang biasa dilakukan.

"Ini soal kondisional, yang mana tidak memungkinan kendaraan pembawa BBM ke SPBU kami itu menembus jalan dengan akses yang begitu parah rusaknya," ungkapnya.

Setelah melakukan komunikasi dengan transportir dan pihak-pihak terkait, dengan pertimbangkan memenuhi kebutuhan BBM masyarakat, maka diputuskanmembongkar di Pangkalan Tabung LPG yang berada di Desa Pasir Putih.

Baca Juga: Penegakkan Hukum Mandek, IPMA Beberkan Pengaruh Bos Besar PT Triple Eight Energy

Terkait kondisi jalan yang rusak parah, Ratna mengungkapkan, bahwa dirinya bersama rekannya yang juga turut menyuplai bahan bangunan ke Roko-Roko bersepakat untuk membantu perbaikan jalan, dengan masing-masing menyumbang Rp25 juta guna memperbaiki jalan tersebut.

"Kita sudah sepakat, tapi pihak PU bilang percuma kalau diperbaiki akan kembali rusak, karena masih musim hujan. Pihak PU menjanjikan akan menurunkan alatnya ketika cuaca sudah mulai membaik. Kabarnya alat mereka sudah di titik jalan rusak, hanya belum bergerak karena masih menunggu cuaca benar-benar cerah," ungkapnya.

Di tempat yang sama, Penanggungjawab Transportir PT Fajar Mekar Wakatobi, Arman mengakui kondisi jalan menuju ke lokasi SPBU Kompak Satu Harga sulit untuk lewati kendaraan.

Baca Juga: Bersama NasDem, Giona Nyatakan Siap Maju Pilwalkot Kendari

"Ndak ada yang bisa tembus mobil dan kondisinya sampai saat ini seperti itu. Ada alternatif jalan lewat Timur, sebenarnya bagus hanya jembatannya lagi ndak memadai (jembatan batang kelapa), motor lewat saja goyang, apalagi kami yang memuat beban berat. Sehingga kami ndak berani lewat," katanya.

Alhasil, pihak transportir bersepakat dengan pemilik SPBU dan beberapa pihak untuk memutuskan membongkar BBM di Desa Pasir Putih. Dengan catatan, bahwa harus diinformasikan ke warga Roko-Roko, jika ingin membeli BBM langsung datang saja ke lokasi pembongkaran.

"Bahkan saya sampaikan ke sejumlah kepala desa disana untuk menyampaikan ke warganya kalau BBM untuk sementara diambil di Desa Pasir Putih," bebernya.

Baca Juga: Perdana di Kendari : Rizky Fabian Tampil Memukau, Ribuan Penonton Ikut Bernyanyi

Ditambahkannya, lantaran parahnya jalur tersebut, kendaraan transportir pernah sekali terjebak hingga membutuhkan waktu tiga hari untuk bisa lolos dari kubangan lumpur.

Untuk bisa lolos, dibutuhkan kendaraan transportir yang dalam kondisi kosong menarik kendaraan yang terjebak. Pasalnya, ketika sudah terjebak, sulit mendapat pertolongan, karena minimnya kendaraan yang melalui jalur itu.

"Kemarin sebelum pembongkaran, saya suruh anak buah saya untuk mengecek, namun ternyata kondisinya masih sama," pungkasnya.***

Editor: Mirkas

Tags

Terkini

Terpopuler