Berkaca dari Tragedi Itaewon dan Lan Kwai Fong, Otoritas Hong Kong Bicara Soal Sistem Pengendalian Massa

2 November 2022, 14:03 WIB
Aparat kepolisian Korea selatan terlihat berada di TKP tragedi Itaewon. /Korea Times oleh Shim Hyun-chul/

KENDARI KITA-Beberapa orang mengklaim bahwa kerumunan massa pada hari Sabtu di Itaewon, yang menewaskan sedikitnya 154 orang pada hari Senin, seperti bencana alam yang tidak dapat dicegah oleh siapa pun.

Namun, banyak warga Hong Kong yang mengambil pelajaran dari insiden serupa di Lan Kwai Fong pada 1993 berpikir bahwa tugas pemerintah adalah mengendalikan massa untuk mencegah tragedi seperti itu terjadi.

Baca Juga: Resep Masakan Lodeh Nangka Muda, Buat Lauk Saat Makan Dijamin Rasanya Enak dan Lezat

"Sebagai pejabat pemerintah Hong Kong, apa yang saya pikirkan pertama kali ketika melihat apa yang terjadi di Itaewon adalah mengapa pemerintah tidak mengendalikan kerumunan," kata sumber anonim yang mengaku sebagai seorang pejabat yang bekerja untuk administrasi pemerintah Hong Kong, melansir laman koreatimes.co.kr, Rabu, 2 Oktober 2022.

"Itulah yang akan dilakukan pemerintah di Hong Kong selama acara seperti Natal, Tahun Baru Imlek, kembang api, hari libur nasional, dan tak terkecuali pada perayaan Halloween. Ini adalah bagian dari tanggung jawab mereka untuk mencegah insiden seperti itu terjadi," imbuhnya.

Baca Juga: Mengintip Ramalan Zodiak Hari Ini: Masalah Mengintai, Libra Disarankan Tak Bepergian Kemana-mana

Di Hong Kong, polisi menggunakan taktik mengendalikan massa berdasarkan Ordonansi Ketertiban Umum untuk setiap acara yang diperkirakan akan memicu kerumunan.

Menurut peraturan tersebut, polisi dapat menggunakan kekuasaan mereka atas pertemuan, prosesi dan pertemuan atas nama keamanan publik dengan mencegah  menghentikan, membubarkan atau mengubah tempat atau rute pertemuan publik.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kendari Bantah Isu Wacana Penambahan Gerai Indomaret

Halloween ini tidak terkecuali. Pemerintah mengumumkan dalam siaran pers berikut ini:

"Polisi akan menerapkan pengaturan lalu lintas khusus di Lan Kwai Fong, Central mulai 30 Oktober hingga 1 November untuk memfasilitasi masyarakat merayakan Halloween."

Baca Juga: Rektor UHO Dilaporkan ke KPK, Humas: Kami Tak Tahu-menahu Soal itu

Otoritas di Hongkong juga mengumumkan penutupan jalan dan kemungkinan penutupan jalan tambahan tergantung pada situasi kerumunan sambil  mengumumkan penangguhan tempat parkir.

"Ada pagar di sana-sini dan polisi menggiring orang ke satu arah. Saat kerumunan itu mulai ada,  saya bisa naik dan tidak bisa kembali ke tempat saya baru saja pergi," kata seseorang yang baru saja mengunjungi distrik yang berada di bawah wewenang kepolisian setempat.

Baca Juga: Rektor UHO Dilaporkan ke KPK, Humas: Kami Tak Tahu-menahu Soal itu

Undang-undang itu dibuat setelah penyerbuan di Lan Kwai Fong pada tahun 1993.

Pada awal 1 Januari 1993, sekitar 20.000 orang berdesakan di jalan untuk menghitung mundur momen Tahun Baru di distrik Lan Kwai Fong, tempat di mana terdapat banyak bar dan klub malam.

Baca Juga: Desa Kusambi Jadi Langganan Banjir, Kades: Sumber Airnya Dari Pembangunan Bandara

Saat itu, saksi mata mengatakan kebanyakan orang pada awalnya berperilaku baik, tetapi dalam waktu singkat kerumunan mulai berdesak-desakan. Kondisi semakin tedak terkendali setelah melewati waktu pergantian tahun.

Di area pub yang dikelilingi jalan berbukit itu menyebabkan tekanan kerumunan dan kemudian menewaskan sedikitnya 20 orang.

Baca Juga: Wisudawati Terbaik FIB UHO Ini Berbagi Kiat Raih Kelulusan dengan Nilai Gemilang

"Orang-orang berdesakan dan terjatuh dengan posisi saling menumpuk," demikian pernyatan dalam  South China Morning Post saat itu,

Seorang peneliti Universitas di Hongkong yang bermarga Wong mengungkapkan, insiden itu dijadikan pelajaran sekaligus pedoman pengendalian massa di Hong Kong.

Baca Juga: Dugaan Gratifikasi Penerimaan Mahasiswa Baru, Rektor UHO Dilaporkan ke KPK

Menurut siaran pers dan laporan otoritas Hong Kong, sebelum aksi protes besar besaran terjadi di tahun 2019, pemerintah Hong Kong telah mengumumkan langkah-langkah pengendalian massa untuk beberapa acara seperti perayaan Kembang Api Hari Nasional dan liburan Natal.

Tragedi Itaewon menjadi berita utama banyak outlet berita lokal Hong Kong dengan narasi kutipan seperti di bawah ini:

Baca Juga: BMKG: IBF Mitigasi Resiko Bencana Hidrometeorologi

"Tragedi itu mengingatkan pada tragedi yang terjadi di Lan Kwai Fong di Hong Kong pada tanggal 1 Januari 1993, ketika ribuan pengunjung pesta lokal dan asing menyerbu distrik bar dan restoran yang penuh sesak di pusat Hong Kong."

Pemerintah Korea diketahui telah memperkenalkan metode penyelamatan sendiri pada tahun 2006 menyusul penyerbuan tahun sebelumnya di sebuah stadion selama konser di Sangju, Provinsi Gyeongsang Utara, yang menewaskan 11 orang dan melukai 162 orang.

Baca Juga: Soroti Kinerja Satpol PP, Rajab Jinik: Penertiban APK Jangan Semau-maunya

Metod yang disosialisasikan pemerintah Korea Selatan itu berisi pedoman seperti kapasitas penonton berdasarkan ukuran tempat, jumlah jalan keluar dan kondisi darurat yang terjadi

Namun, karena perayaan di Itaewon tidak memiliki penyelenggara tunggal, sulit untuk menerapkan pedoman tersebut.

Baca Juga: Korea Selatan Berkabung Karena Tragedi Itaewon, Samsung Hingga Kakao Batalkan Event Promosi Halloween

Lee Woong-hyuk, seorang profesor ilmu kepolisian di Universitas Konkuk, mengatakan kepada  bahwa pengendalian massa yang tidak memadai adalah penyebab terbesar di balik insiden tersebut.

Dia menekankan bahwa pemeriksaan di daerah itu seharusnya dilakukan terlebih dahulu, dengan melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemilik toko Itaewon atau polisi.

Baca Juga: Korea Selatan Berkabung Karena Tragedi Itaewon, Samsung Hingga Kakao Batalkan Event Promosi Halloween

Hal itu menurut dia mutlak dilakukan sebelum menyulut tragedi yang membunuh begitu banyak orang.

Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee menyampaikan belasungkawa dalam sebuah pernyataan di Facebook:

Baca Juga: Bripka Kasmin Kembali Boyong Trofi Kemenangan di Turnamen Golf HUT TNI di Kolaka

“Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya para korban, menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga mereka dan berharap agar semua yang terluka cepat sembuh. Pemerintah akan memperhatikan kejadian tersebut dengan seksama. Saya telah meminta Biro Keamanan untuk memantaunya. Kami siap untuk memberikan bantuan kepada setiap penduduk Hong Kong yang mungkin membutuhkan bantuan."

Menurut laporan otoritas pemerintah di Korea Selatan, tidak ada korban jiwa yang berasal dari Hong Kong yang terdata dalam tragedi itu.

Baca Juga: Over Kapasitas Hingga Sebabkan Puluhan Penonton Pingsan, Festival Berdendang Bergoyang Dibubarkan

Meski begitu, ada banyak tweet belasungkawa yang disampaikan warga Hongkong kepada korban tragedi Itaewon.

"Ini menyedihkan. Semoga orang-orang yang terluka segera pulih. Itu mengingatkan saya pada penyerbuan Hong Kong 1993 di Lan Kwai Fong," tulis Henri "JiaJia" Lam di Twitter.

Baca Juga: Awal Pekan 31 Oktober 2022, Harga Emas Antam Cenderung Stagnan

"Belasungkawa untuk keluarga yang berduka di Seoul, da semoga mereka yang terluka cepat sembuh! Tragedi Itaewon mengingatkan pada penyerbuan Lan Kwai Fong 1993 yang menewaskan 20 orang. Warga yang berpesta di LKF untuk Halloween berhati-hatilah dengan tangga & lereng," tulis Josephine Bau di Twitter.***







S

Editor: Mirkas

Sumber: koreatimes.co.kr

Tags

Terkini

Terpopuler