Polemik Rekomendasi Sunatan Massal di SMAN 1 Kusambi Berujung Desakan Pencopotan Kepala Dinkes Mubar

- 30 Agustus 2023, 23:28 WIB
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), La Ode Mahajaya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), La Ode Mahajaya. /Hasan Jufri/kendarikita.com

Kemudian, lanjutnya, beberapa Kepala Bidang juga saat itu sedang berada di Kendari untuk mengikuti rapat tentang persiapan Puskesmas menjadi BLUD, juga mengikuti kegiatan Desk Program untuk tahun 2024 bersama Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara.

"Kegiatan sunatan massal akan dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2023, sedangkan suratnya baru masuk tanggal 24 Agustus 2023," ungkapnya.

Baca Juga: Tampil Gemilang di Pra PON, Dua Karateka Sulawesi Tenggara Melaju ke PON XXI Sumatera Utara-Aceh

Sehingga, kata Mahajaya, pihaknya meminta kepada staf yang menerima surat agar menghubungi panitia sunatan massal, agar tidak terburu buru melakukan kegiatan sunatan tersebut, sebab, untuk melakukan kegiatan sunatan seharusnya melakukan koordinasi terlebih dahulu.

"Butuh waktu dua sampai tiga minggu bahkan satu bulan, sebelum kegiatan dilaksanakan harus sudah melapor agar dapat dipersiapkan dengan baik, karena sunatan ini adalah kegiatan operasi, sehingga perlu dipersiapkan dengan baik," tambah Mahajaya.

Dihari yang sama, kata Mahajaya, salah satu panitia (Ardin) mengirim pesan WhatsApp kepada dirinya, untuk meminta arahan terkait kegiatan sunatan massal di Kusambi.

Baca Juga: La Ode Muhammad Amsar, Figur Muda dan Energik untuk Kabupaten Muna Barat

"Kemudian, chat WhatsApp panitia itu saya jawab, bahwa sebaiknya kegiatannya ditunda, biar kami dapat mempersiapkan dengan baik, karena kami akan mengecek lokasi kegiatan, layak atau tidak, kami akan mengecek tenaga kesehatan (Perawat) yang akan melakukan sunatan memiliki STR dan SIP, dan melakukan persuratan kepada organisasi profesi. Lalu mengecek peralatan sunat (Sirkum Set) berapa yang tersedia," jelasnya

Tak hanya itu, pihaknya juga harus memastikan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) tersedia cukup, terutama obat bius untuk anastesi yang akan dipakai, lalu meminta kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk memberikan rekomendasi kepada tenaga medis yang akan melakukan kegiatan.

"Lalu meminta dokter ahli bedah agar bisa menjadi penanggungjawab kegiatan sunatan di lapangan, jangan sampai terjadi pendarahan dan sebagainya. Lalu meminta kesiapan Puskesmas dan rumah sakit, termasuk tenaga perawat yang akan melakukan perawatan sampai sembuh pasca pelaksanaan sunatan dan sebagainya," katanya.

Halaman:

Editor: Mirkas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah