Pendapat Ulama Soal Jaminan Surga bagi Umat Muslim yang Berpuasa Ramadhan

6 Maret 2023, 17:22 WIB
Ilustrasi-Pendapat ulama soal ganjaran surga bagi umat muslim yang berpuasa Ramadhan. /Freepik.com/

KENDARI KITA-Ibadah puasa Ramadhan tidak hanya disyariatkan kepada umat terdahulu, tetapi juga umat Nabi Muhammad saw, umat akhir zaman.

Ibadah puasa Ramadhan sendiri cukup unik. Ibadah puasa berbeda dari jenis ibadah lainnya. Ibadah puasa, umat Islam diperintahkan untuk menahan dan meninggalkan sesuatu (takhalli), bukan diperintahkan untuk melakukan sesuatu.

Karena sifatnya yang takhalli, ibadah puasa tidak terlihat secara kasat mata.

Baca Juga: Apa Itu Koloboma, Bagaimana Efeknya bagi Penglihatan Manusia

Sifat takhalli ini menempatkan ibadah puasa menjadi istimewa.

Imam Al-Ghazali menjelaskan keistimewaan ibadah puasa.

Imam Al-Ghazali dalam karyanya yang terkenal, Ihya Ulumiddin, menjelaskan hakikat puasa.

Baca Juga: Efek Global yang Terjadi Jika Es di Antartika Meleleh Tak Bersisa, Nomor 2 Bikin Ngeri

mam Al-Ghazali menyebut secara singkat dan tepat perihal hakikat puasa sebagaimana berikut:

Artinya: “Puasa itu menahan diri dan meninggalkan (larangan puasa). Puasa pada hakikatnya sebuah rahasia. Tidak ada amal yang tampak padanya. Kalau semua ibadah disaksikan dan dilihat oleh makhluk, ibadah puasa hanya dilihat oleh Allah saw. Puasa adalah amal batin, murni kesabaran,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 293).

Dari penjelasan ini, umat islam pasti memahami bahwa keutamaan dan inti ibadah puasa adalah kesabaran dengan ganjaran tiada tara.

Baca Juga: Berkaca dari kasus Ledakan dan Kebakaran Plumpang, Seluruh Depo Pertamina Bakal dievaluasi dan diaudit

Bicara soal ganjaran ibadah puasa Ramadhan,  umat muslim tentu mengharapkan ganjaran surga.

Para ulama pun memiliki pendapat terkait hal ini.

Rasulullah SAW menjelaskan keistimewaan puasa Ramadhan melalui beberapa haditsnya yang disampaikan sahabat-sahabatnya, atau ulama-ulama pendahulu.

Baca Juga: Pengurusan Paspor Umrah dan Haji Dimudahkan Ditjen Imigrasi, Kemenag: Kami Sangat Mengapresiasi Kebijakan Ini

Imam Ahmad bin Hajar al-Haitami al-Makki (909-995 H) atau yang dikenal Imam Ibnu Hajar dalam kitabnya yang berjudul Ithafu Ahlil Islam bi Khususiyyatis Shiyam mengutip hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut ini:

Artinya, “Di surga, terdapat delapan pintu. Satu pintu bernama Al-Rayyan. Tidak ada yang masuk surga melalui pintu tersebut kecuali orang-orang yang berpuasa.”

Dalam hadits lain, dijelaskan lebih rinci mengenai proses orang-orang puasa itu masuk surga melalui pintu tersebut.

Baca Juga: Update Kebakaran Pertamina Plumpang, Korban Jiwa Bertambah, 3 Orang Masih Dalam Pencarian

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Bukhari, dan Imam Muslim. Berikut haditsnya:

Artinya. Dari Sahl bin Sa’ad ra, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Sungguh di surga itu terdapat sebuah pintu yang diberi nama Al-Rayyan. Yang masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat nanti adalah orang-orang yang berpuasa. Tidak ada satu orang pun yang memasukinya selain mereka. Dikatakan, “Di mana orang-orang berpuasa?” Maka orang-orang yang berpuasa itu berdiri, lalu masuk (melalui pintu tersebut). Ketika mereka semua telah masuk, maka pintu tersebut ditutup dan tidak ada lagi satu orang pun yang masuk melaluinya.”

Baca Juga: Harga Emas Antam Melonjak di Awal Pekan, Dipatok Rp 1.033.000 per Gram

Dari dua hadits di atas, secara jelas ditegaskan bahwa orang yang berpuasa mendapatkan pintu masuk eksklusif di surga. Wallahualam Bissawab (Hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya).***

 

Editor: Mirkas

Sumber: nu.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler