KENDARI KITA-Wabah H5N1 (flu burung) mengancam habitat burung yang bermigrasi di sepanjang jalur terbang Atlantik Timur.
Diketahui, ratusan burung mati ditemukan dalam tiga minggu terakhir saat para pelestari lingkungan menyerukan pendanaan internasional untuk membantu menghentikan penyebaran penyakit ini terutama di jalur migrasi burung.
Departemen Pengelolaan Taman dan Margasatwa Wabsa di Gambia dan LSM Conservation Without Borders yang berbasis di Inggris, telah mengubur ratusan burung mati selama tiga minggu terakhir, termasuk beberapa burung bercincin dari Eropa.
Baca Juga: Antisipasi Kepadatan Arus Balik, Pemudik Diimbau Lakukan Perjalanan Pulang di Tanggal Berikut Ini
Kementerian Pertamian Gambia jiga menginfirmasi wabah pada 4 April 2023 etelah menganalisis sampel dari cagar alam burung Tanji, sekitar 12 mil dari ibu kota, Banjul.
Jalur terbang Antlantik Timur ini diketahui menghubungkam rute migrasi burung dari lingkaran Arktik ke Afrika selatan melalui Eropa barat.
“Ini adalah musim migrasi, jadi wabah ini mengancam burung dan unggas dari Afrika ke Eropa dan Inggris,” kata Sacha Dench, pendiri Conservation Without Borders dan duta untuk Konvensi PBB tentang Slspesies migrasi.
Baca Juga: Amalan Sunnah Anjuran Rasulullah SAW di Hari Raya Idul Fitri
Dench melihat lebih dari 500 burung mati, masing-masing berasal dari dua lokasi di cagar alam burung Tanji.
“Organisasi konservasi lokal (Wabsa) diharapkan untuk menanggapi namun tidak mampu membeli bahan bakar kapal £24 untuk pergi ke Kepulauan Bijol,” kata Dench.