Sektor Perbankan Dominasi Industri Keuangan di Sultra, Total Aset Tembus 6,79 Persen

- 22 Juni 2023, 13:51 WIB
Ilustrasi-Grafik industri keuangan.
Ilustrasi-Grafik industri keuangan. /Pixabay.com/

KENDARI KITA-Industri jasa keuangan di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra), relatif menunjukan sedikit peningkatan jika dibandingkan posisi April 2022.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mencatat, nilai aset industri perbankan ini meningkat seiring peningkatan inflasi Year on Year (yoy) sebesar 5,3 persen.

Sektor perbankan juga tercatat masih mendominasi industri keuangan di Sultra dengan total
aset  sebesar Rp43.984 miliar atau meningkat 6,79 persen dibanding posisi
yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Pertambangan di WIUP PT Antam, Penyidik Kejati Sultra Dalami Keterlibatan 38 Perusahaan Tambang

Adapun total kredit perbankan yang disalurkan yakni sebesar Rp36.259
miliar, atau meningkat 8,43 persen dari tahun sebelumnya dan DPK yang dihimpun
sebesar Rp30.887 miliar atau meningkat 7,72 persen di posisi yang sama tahun
sebelumnya.

Rasio Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet masih terjaga sebesar 1,88 persen dan Loan to Deposit Ratio (LDR) atau indikator kesehatan keuangan suatu perusahaan yakni sebesar 116.8 persen.

Pada sektor ekonomi, kredit paling besar diberikan pada sektor multiguna, perdagangan besar dan eceran, serta kredit kepada pemilikan rumah tinggal dengan jumlah kredit pada sektor multiguna Rp14.391 miliar, dan pada perdagangan besar sebesar Rp6.780 miilar dan kredit kepada pemilikan rumah sebesar Rp4.029 miliar.

Baca Juga: Jelang Idul Adha 1444 H, Permintaan Melonjak, Stok Hewan Kurban di Konawe Cukup

Jumlah kredit pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat ini tercatat sebesar Rp12.204 miliar yang menurun 26,82 persen dibanding tahun sebelumnya.

Untuk kredit restrukturisasi akibat covid saat ini cenderung mengalami penurunan
dengan baki debet saat ini sebesar Rp4.361 miliar atau menurun 6,28 persen dibanding posisi April 2022.

Perkembangan Sektor Non Perbankan

Perkembangan Kinerja Industri Keuangan Non Bank pada sektor pembiayaan
mengalami peningkatan sebesar 29,67 persen dibanding tahun sebelumnya dengan jumlah
sebesar Rp5.828 miliar.

Baca Juga: Diduga Lakukan Pencabulan, Seorang Pelajar SMP di Kendari Ditangkap Tim Buser77

Untuk outstanding pada penyaluran dari fintech yakni sebesar Rp185 miliar, atau mengalami peningkatan sebesar 51,75 persen dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan data pengaduan konsumen hingga bulan April 2023, 63 pengaduan yang bersumber dari entitas  4.196 sektor perbankan.

Pada layanan telepon dan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) sebesar 157 layanan dan data permintaan SLIK dengan akumulasi Januari-April 2023 sebanyak 3.918 debitur.

Baca Juga: Terungkap, Ini Penyebab Kematian Mahasiswa UHO yang Ditemukan di Asrama Putra Bidik Misi

Untuk media layanan terdapat 150 melalui walk in, telepon, dan layanan surat sendiri telah terdapat 33 layanan yang masuk melalui surat. 14 surat diantaranya adalah terkait layanan perbankan.

Pada industri Pasar Modal, data investor didominasi oleh pelaku investor reksa dana.
Data menunjukkan, jumlah investor pada reksa dana saat ini sebanyak 46.109
rekening atau meningkat 82,60 persen dibanding posisi April 2022.

Pada SBN dan saham tercatat sebesar 1642 dan 18.745 rekening. Kepemilikan saham pada April 2023 mengalami penurunan sebesar 20,46 persen dibanding April 2022 dengan jumlah
kepemilikan sebesar 300.486.

Baca Juga: Olah TKP Penemuan Mayat Mahasiswa UHO, Polisi Mengamankan Sejumlah Barang Bukti

Adapun arus dana pada transaksi saham juga mengalami penurunan dimana saat ini tercatat sebesar 85.253 atau menurun 0,80 persen dibanding April 2022.***

Editor: Mirkas

Sumber: OJK


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x