"Selain karena kebetulan sama-sama orang Sultra saja, menurut Saya apa yang dipraktekkan oleh Rezim Ali Mazi-Lukman dalam mengelola daerah Kita saat ini sangatlah jauh berbeda dengan nilai-nilai yang diwariskan Oputa Yi Koo," timpal Awal.
"Dengan logika samin (keharfiaan) saja kita bisa membuat perbandingan antara Oputa Yi Koo dan Ali Mazi."
"Misalnya, Oputa Yi Koo memilih meninggalkan Istana Pemerintahannya, Ali Mazi memilih membangun Istana (rujab), dengan membuat pagar, menimbun kolam, mengaspal anggaran ratusan milyar," lanjut Awal.
Ia menilai, Gubernur Sultra saat ini lebih banyak menghabiskan waktunya di rujab bersama para pejabat dan pembisiknya. Sementara Oputa Yi Koo menghabiskan waktu di gunung Siontapina.
"Oputa Yi Koo memilih ‘berkantor’ di Gunung Siontapina, Ali Mazi memilih membangun kantornya dengan dana 400 milyar yang justru jarang ia masuki," ucap Awal.
"Oputa Yi Koo membuang segala kenyamanannya sebagai Sultan, Ali Mazi justru membangun segala demi kenyamanannya sebagai Gubernur," tutupnya.***