Kaya Akan SDA, Infrastruktur Jalan di Desa Mandiodo, Tapuemea dan Tapunggaya Memprihatinkan

- 14 Juni 2023, 15:51 WIB
Kondisi jalan di Desa Mandiodo, Tapuemea dan Desa Tapunggaya yang rusak parah.
Kondisi jalan di Desa Mandiodo, Tapuemea dan Desa Tapunggaya yang rusak parah. /Mirkas/kendarikita.com

KENDARI KITA - Kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang terkandung di Bumi Oheo, tak lantas menjadikan masyarakat di daerah tersebut dapat menikmati sejumlah fasilitas umum yang memadai.

Salah satu fasilitas umum yang dikeluhkan masyarakat Konawe Utara (Konut) adalah infrastruktur jalan, yang kondisinya sangat memprihatinkan.

Kondisi jalan rusak parah dapat ditemukan di Desa Mandiodo, Desa Tapuemea dan Desa Tapunggaya, yang notabene merupakan sebuah perkampungan dengan kandungan ore nikel yang melimpah.

 

Ironisnya, kondisi jalan rusak parah itu terjadi ditengah maraknya aktivitas pertambangan di daerah tersebut.

Baca Juga: Kasus Tabrak Lari di Konawe : Polda Sultra Bakal Gelar Perkara Khusus, HAMI Siapkan Bukti Kejanggalan

Kerusakan jalan tersebut ramai menuai keluhan masyarakat setempat. Sebab, infrastruktur jalan bagi warga merupakan sarana vital untuk kegiatan sehari-hari, apalagi urusan jalan ini tidak bisa dianggap sepele.

Iksan, salah seorang pemuda adalah Desa Tapunggaya mengatakan, infrastruktur jalan adalah kepentingan yang berkaitan langsung dengan masyarakat, roda ekonomi juga bisa bergerak lebih cepat apabila aksesnya mudah.

Lebih lanjut, Iksan menambahkan, bahwa kondisi infrastruktur jalan yang rusak parah sangat miris dan mengerikan, berada di daerah penghasil nikel terbesar dunia, yang membuat gairah investor tambang berlomba-lomba ingin berinvestasi di daerah tersebut.

Baca Juga: Shopee Live Jadi Fitur Live Streaming yang Paling Sering Digunakan, Unggul dari TikTok Live hingga LazLive

"Namun apa daya, desa ini tak kunjung ada perhatian khusus dari pemerintah daerah atau siapapun itu yang punya tanggungjawab," tambahnya.

"Sejak tahun 2007-2023, di usia 16 tahun Konawe Utara yang kita banggakan, yang kita anggap seharusnya  berdaya saing. Namun tidak untuk kami masyarakat yang sampai hari ini tidak tersentuh pembangunan, kami merasa bukan bagian dari Konawe Utara, kami dianak tirikan," ungkapnya.

Iksan menganalogikan, apabila saat naik kendaraan dari luar menuju Tapunggaya sedang tertidur, akan terbangun karena goncangan kendaraan yang memasuki lubang-lubang di jalanan.

Baca Juga: Dua Siswa SMAN 11 Kendari Terseret Ombak di Pantai Taipa, Satu Meninggal

"Maka itulah tandanya anda telah memasuki yang namanya jalan setan," tambahnya.

Iksan berharap, jika kondisi jalan yang baik bisa menjadi rapor positif pemerintah, maka wajah kabupaten itu diawali dari seberapa mulus jalannya, bukan seberapa banyak proyek prestisiusnya.

"Siapa yang akan kita salahkan, pemerintah daerah, DPRD, atau pemegang IUP perusahaan tambang," pungkasnya. ***

Editor: Mirkas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah