UMKM Didorong Naik Kelas Lewat Program Pasar Digital

- 12 Februari 2023, 12:19 WIB
Ilustrasi-arus transaksi penjualan UMKm
Ilustrasi-arus transaksi penjualan UMKm /Pixabay.com/mohamed_hassan/6052images/

KENDARI KITA-Penggiat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), didorong naik kelas lewat program pasar digitak atau PaDi UMKM.

Menteri BUMN Erick Tohir mengatakan, program ini menjadi salah satu sarana mengarahkan bisnis UMKM pada kepastian dan keberlanjutan usaha.

Baca Juga: Jadwal Acara TV di Indosiar, Minggu 12 Februari 2023, BRI Liga 1 Persis Solo vs Borneo FC Samarinda

“Hingga saat ini, sebanyak 40.000 UMKM sudah bergabung dalam program Pasar Digital UMKM. Bersama 92 perusahaan dan anak perusahaan BUMN sudah menyalurkan pembiayaan Rp 24,4 triliun sepanjang tahun 2022. Itu dengan target tahun ini (2023), Insya Alloh, mencapai Rp 50 triliun,” kata Erick.

Erick juga menambahkan bahwa transformasi program kolaborasi UMKM bersama BUMN dalam Program PaDI tidak hanya membantu menyerap produk dari UMKM.

Baca Juga: Rekomendasi Link Twibbon Hari Valentine 2023

Program ini juga menjaga agar BUMN tidak bersikap sebagai menara gading yang tinggi menjulang dan tak tersentuh oleh rakyat.

“BUMN bukan menara gading yang tidak tersentuh oleh rakyat. PaDI UMKM juga menjaga agar dapat membantu perjalanan kita menuju Indonesia yang merdeka dan berdaulat,” ujarnya.

Baca Juga: Makna Dibalik Penamaan Bulan Ramadhan

Erick mengungkapkan dirinya lega dan gembira karena pembicaraan mengenai inklusi keuangan semakin mengarah dan menajam kepada UMKM.

Itu penting karena UMKM merupakan arena kehidupan rakyat, arena perekonomian masyarakat, dan arena untuk mempercayakan harapan besar kala bertahan dengan usaha sendiri.

“UMKM itu bukan hanya untuk melompat jauh dengan inovasi. Seringkali, usaha rakyat ini dilakukan hanya untuk bertahan hidup sehari – hari,” ujarnya.

Baca Juga: Kadin Sultra Dorong Pelaku Usaha Go Internasional Lewat Sosialisasi Prosedur Ekspor Komoditas Pertanian

Untuk memperkuat inklusi keuangan pada UMKM ini, Erick menekankan peran BRI sebagai Holding Keuangan Ultra Mikro.

Sebab BRI kata Erick, sejak awal telah konsisten berfokus pada pengembangan perekonomian dan keuangan rakyat.

Baca Juga: Dua Rumah di Konsel Ludes Terbakar Karena Korsleting Listrik

“Terutama dalam menjalankan target kita dalam menyalurkan pembiayaan dan pendampingan hingga kini. BRI berhasil mengintegrasikan 34 juta nasabah dari target 50 juta nasabah melalui holding ultra mikro,” kata Erick.

Ke-34 juta nasabah holding ultra mikro itu terdiri atas 14 juta nasabah mikro BRI; 6,8 juta nasabah mikro PT Pegadaian (Perseroan), dan 13 juta nasabah PNM Mekaar. Khusus untuk PNM Mekaar sudah menyalurkan Rp 156,79 triliun. Dan secara khusus meningkatkan talenta serta kemampuan 'Ibu - ibu Preneur' dan perempuan Indonesia dalam berusaha.

Baca Juga: Kasus Human Trafficking Mengemuka, Kemenkumham Tegaskan Pentingnya Pengamanan Perbatasan

“Ini wujud kemajuan yang memiliki harapan ketika kita bicara mengenai inklusi keuangan. Maka dari itu, kita harus lebih memastikan program-program inklusif yang mendorong UMKM naik kelas, dapat berjalan berkelanjutan. Karena melalui UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian rakyat juga lah dapat kita atasi persoalan yang dihadapi, hingga meraih Indonesia merdeka dan berdaulat,” ujar Erick.***

 

Editor: Mirkas

Sumber: BUMN.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x