Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).
Baca Juga: Kasus Penyalahgunaan Narkotika Tahun 2023 Didominasi Kaum Wanita, Kemiskinan Jadi Pemicunya
Hal penting yang juga perlu diketahui oleh umat Islam perihal bulan Ramadhan adalah penamaan Ramadhan ktu sendiri.
Mengapa bulan yang mulia dan penuh ampunan ini disebut Ramadhan?Kenapa tak menggunakan kata yang lain?
Alasan di Balik Penamaan Ramadhan Kata “Ramadhan” sendiri pada dasarnya diambil dari kata “ramidla”, yang berarti panas.
Baca Juga: Kasus Penyalahgunaan Narkotika Tahun 2023 Didominasi Kaum Wanita, Kemiskinan Jadi Pemicunya
Para ulama kemudian menjadikan makna panas pada kata “Ramadhan” dengan arti membakar atau menghapus semua dosa-dosa orang yang berpuasa pada bulan tersebut.
Semua itu bukanlah kesimpulan yang tanpa landasan apa pun, melainkan memiliki dasar dari hadits Rasulullah dan beberapa pendapat para ulama, di antaranya sebagai berikut: Imam Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Muhammad al-Baghdadi, atau yang lebih masyhur dengan sebutan Imam al-Mawardi, dalam salah satu kitabnya menjelaskan, alasan tersebut karena pada bulan Ramadhan merupakan bulan pembakaran dosa. Dalam riwayat Anas bin Malik, Rasulullah bersabda:
"Dan sungguh, Anas bin Malik telah meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw telah berkata: Sesungguhnya, dinamakan Ramadhan karena karena membakar dosa.”
Baca Juga: LMC Bakal Adukan PT TMM ke Dirjen Minerba dan Mabes Polri