Kriteria Puasa Ramadhan yang Berkualitas Menurut Imam Al Ghazali

16 Februari 2023, 23:31 WIB
Ilustrasi puasa Ramadhan /Pixabay.com/mohamed_hassan/

KENDARI KITA-Puasa Ramadhan yang berkualitas oleh Imam Al Ghazali disebut sebagai shawmul khushush.

Puasa Ramadhan yang berkualitas ini merupakan puasa orang-orang saleh terdahulu.

Puasa Ramadhan berkualitas bukan sekedar menahan diri dari rasa lapar dan dahaga.

Baca Juga: Masyarakat Konawe Jadi Sasaran Edukasi Pengenalan Investasi, Pinjaman Ilegal, dan Soceng

Puasa yang berkualitas dapat dicapai dengan menahan diri dari segala larangan-larangan agama.

Artinya, “Adapun puasa khusus adalah puasa orang-orang saleh, yaitu menahan anggota tubuh dari segala dosa,” (Imam Al Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 296).

Rasulullah saw jauh-jauh hari telah mengingatkan agar umat Islam melakukan puasa secara berkualitas.

Baca Juga: Jajal Pasar Global, Kadin Sultra Ekspor 51 Ton Komoditas Perikanan

Puasa yang berkualitas dapat melahirkan ganjaran besar dari Allah.

Sedangkan puasa yang tidak berkualitas hanya melahirkan keletihan berpuasa, yaitu rasa lapar dan dahaga belaka.

“Dari sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda, ‘Berapa banyak orang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain lapar dan dahaga,’” (HR An-Nasai dan Ibnu Majah).

Baca Juga: Florist Ini Mengirim Ratusan Karangan Bunga Kepada Para Janda di Hari Valentine

Puasa yang berkualitas merupakan upaya pengendalian atas anggota badan, yaitu telinga, mata, lisan, tangan, kaki, dan anggota badan lainnya.

Puasa yang berkualitas merupakan puasa istimewa yang dapat dicapai bukan sekadar menggeser waktu makan dan minum, tetapi juga mengendalikan nafsu atas keinginan anggota badan.

“Adapun puasa khusus adalah mengendalikan pendengaran, penglihatan, ucapan, tangan, kaki, dan seluruh anggota badan dari dosa,” (Al Ghazali, 2018 M: I/296).

Baca Juga: Petugas Pantarlih di Desa Wansugi Dilarikan ke Puskesmas Gegara Digigit Anjing Saat Mencoklit

Rasulullah dalam hadits berikut ini menjelaskan bagaimana puasa dapat berguna pada pengendalian diri.

Rasulullah menyebutkan bahwa orang yang berpuasa harus menyatakan dirinya puasa ketika diprovokasi oleh pihak lain.

Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, ‘Bila salah seorang kalian berpuasa, janganlah ia berkata keji dan bertindak bodoh. Jika seseorang memprovokasinya atau memakinya, hendaklah ia menghindar, ‘Aku sedang berpuasa. Aku sedang berpuasa’’” (Al Ghazali, 2018 M: I/296).

Baca Juga: Pemerintah dan DPR Sepakati Besaran Rata-rata Biaya Perjalanan Ibadah Haji 2023

Puasa yang berkualitas dapat ditandai dengan model puasa di atas kalangan awam.

Puasa yang berkualitas bertumpu pada pengendalian diri.

Puasa yang berkualitas menuntut seseorang memiliki alarm atau peringatan di dalam kehidupannya dari segala larangan agama. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)***

 

Editor: Mirkas

Sumber: nu.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler