Makna Dibalik Penamaan Bulan Ramadhan

11 Februari 2023, 20:18 WIB
Ilustrasi Ramadhan: Masjid megah di Istanbul, Turki. /Pixabay.com/smuldur/464 images/

KENDARI KITA-Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat spesial bagi umat islam di seluruh dunia.

Ramadhan menjadi momentum sakral untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Selama 1 bulan penuh, umat islam secara naluriah tergerak untuk memperbanyak amal ibadah.

Baca Juga: Kasus Human Trafficking Mengemuka, Kemenkumham Tegaskan Pentingnya Pengamanan Perbatasan

Ada kebahagiaan yang tak bisa digambarkaan dengan kata-kata bagi umat muslim yang khusyuk melewati bulan sakral ini.

Mereka  memperbanyak ibadah, dengan harapan memperoleh rahmat Allah.

Pada bulan Ramadhan  semua umat Islam diperintakan melakukan puasa, tujuannya untuk berlatih mengontrol diri 'fisik dan spiritual' dengan menahan lapar dahaga, syahwat, mengontrol emosi, menjauhi maksiat.

Baca Juga: Polisi Bongkar Sindikat Pekerja Migran Ilegal Indonesia, Korban Diimingi Upah Puluhan Juta

Semua itu dimulai sejak terbitnya fajar shadiq hingga terbenamnya Matahari.

Kewajiban puasa tercantum dalam firman Allah dalam Al-Qur’annSurat Al Baqarah (ayat 2, halaman 193) yaitu:

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).

Baca Juga: Kasus Penyalahgunaan Narkotika Tahun 2023 Didominasi Kaum Wanita, Kemiskinan Jadi Pemicunya

Hal penting yang juga perlu diketahui oleh umat Islam perihal bulan Ramadhan adalah penamaan Ramadhan ktu sendiri.

Mengapa bulan yang mulia dan penuh ampunan ini disebut Ramadhan?Kenapa tak menggunakan kata yang lain?

Alasan di Balik Penamaan Ramadhan Kata “Ramadhan” sendiri pada dasarnya diambil dari kata “ramidla”, yang berarti panas.

Baca Juga: Kasus Penyalahgunaan Narkotika Tahun 2023 Didominasi Kaum Wanita, Kemiskinan Jadi Pemicunya

Para ulama kemudian menjadikan makna panas pada kata “Ramadhan” dengan arti membakar atau menghapus semua dosa-dosa orang yang berpuasa pada bulan tersebut.

Semua itu bukanlah kesimpulan yang tanpa landasan apa pun, melainkan memiliki dasar dari hadits Rasulullah dan beberapa pendapat para ulama, di antaranya sebagai berikut:  Imam Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Muhammad al-Baghdadi, atau yang lebih masyhur dengan sebutan Imam al-Mawardi, dalam salah satu kitabnya menjelaskan, alasan tersebut karena pada bulan Ramadhan merupakan bulan pembakaran dosa. Dalam riwayat Anas bin Malik, Rasulullah bersabda:

"Dan sungguh, Anas bin Malik telah meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw telah berkata: Sesungguhnya, dinamakan Ramadhan karena karena membakar dosa.”  

Baca Juga: LMC Bakal Adukan PT TMM ke Dirjen Minerba dan Mabes Polri

Maksud dari membakar dosa pada hadits di atas, karena dengan beribadah puasa, semua dosa-dosa yang ada dalam diri umat Islam lenyap.

Puasa tersebut akan menghapus dan menghilangkan semua dosa-dosanya (Imam al Mawardi, al-Hawi al-Kabir lil Mawardi, [Beirut, Darul Fikr: 1999], juz III, halaman 854).

Imam Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairami al-Mishri (wafat 1221 H), dalam kitabnya juga menyebutkan bahwa di balik alasan penamaan tersebut adalah karena bulan Ramadhan bisa menghilangkan semua dosa-dosa yang ada diri orang berpuasa.

Baca Juga: Updata Harga Emas 11 Februari, Naik Tipis Berbanderol Rp 1.028.000 per Gram

Hanya saja, ada beberapa alasan lain yang melatarbelakangi penamaan tersebut. Dalam kitabnya disebutkan:

“Sesungguhnya, (dinamakan Ramadhan) karena menghilangkan dosa-dosa, atau membakar (dosa-dosa). Dikatakan (menurut satu pendapat), karena hati menerima panasnya nasihat (mauidzah).

"Dikatakan (pula), dinamakan Ramadhan karena masyarakat terdahulu ketika memberi nama pada bulan-bulan dengan bahasa terdahulu, mereka menamakan bulan dengan musim yang bertepatan pada bulan tersebut, dan Ramadhan bertepatan dengan musim panas.” (Imam Bujairami, Hasiyah al-Bujairami ‘alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: 1995], juz XII, halaman 43).***

Editor: Mirkas

Sumber: nu.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler