Wabah H5N1 Mengancam Habitat Burung di Atlantik Timur

23 April 2023, 01:51 WIB
Ilustrasi-Kawanan burung di lepas pantai Afrika. /Pixabay.com/pasja1000 / 3494 images/

KENDARI KITA-Wabah H5N1 (flu burung) mengancam habitat burung yang bermigrasi di sepanjang jalur terbang Atlantik Timur.

Diketahui, ratusan burung mati ditemukan dalam tiga minggu terakhir saat para pelestari lingkungan menyerukan pendanaan internasional untuk membantu menghentikan penyebaran penyakit ini terutama di jalur migrasi burung.

Departemen Pengelolaan Taman dan Margasatwa Wabsa di Gambia dan LSM Conservation Without Borders yang berbasis di Inggris, telah mengubur ratusan burung mati selama tiga minggu terakhir, termasuk beberapa burung bercincin dari Eropa.

Baca Juga: Antisipasi Kepadatan Arus Balik, Pemudik Diimbau Lakukan Perjalanan Pulang di Tanggal Berikut Ini

Kementerian Pertamian Gambia jiga menginfirmasi wabah pada 4 April 2023 etelah menganalisis sampel dari cagar alam burung Tanji, sekitar 12 mil dari ibu kota, Banjul. 

Jalur terbang Antlantik Timur ini diketahui menghubungkam rute migrasi burung dari lingkaran Arktik ke Afrika selatan melalui Eropa barat.

“Ini adalah musim migrasi, jadi wabah ini mengancam burung dan unggas dari Afrika ke Eropa dan Inggris,” kata Sacha Dench, pendiri Conservation Without Borders dan duta untuk Konvensi PBB tentang Slspesies migrasi.

Baca Juga: Amalan Sunnah Anjuran Rasulullah SAW di Hari Raya Idul Fitri

Dench melihat lebih dari 500 burung mati, masing-masing berasal dari dua lokasi  di cagar alam burung Tanji.

“Organisasi konservasi lokal (Wabsa) diharapkan untuk menanggapi namun tidak mampu membeli bahan bakar kapal £24 untuk pergi ke Kepulauan Bijol,” kata Dench.

“Biaya penyebarannya lebih dari sekadar pengawasan dan kontrol oleh pekerja lapangan yang baik.”

Baca Juga: Link Twibbon Ucapan Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1444 Hijriah

Banyak negara berpenghasilan rendah hingga menengah memiliki dana konservasi yang terbatas, tambahnya.

“Sebagian besar bergantung pada pendanaan internasional dan sejumlah uang dari pariwisata untuk membayar jasa staf taman lokal. Namun saat darurat seperti flu burung melanda, pemerintah memiliki prioritas seperti ayam sebagai sumber protein penting bagi masyarakat setempat," ujarnya.

“Reaksi cepat sangat penting. Jadi memiliki staf di lapangan dengan sumber daya yang memungkinkan mereka untuk bertindak sangatlah penting,” imbuhnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra 20 April 2023: Pengalaman adalah Pelajaran Berharga

Dench sendiri telah menulis permintaan kepada pemerintah Inggris untuk membantu mendanai pengawasan dan pembuangan unggas yang terinfeksi.

“Berinvestasi dalam kegiatan pemantauan di negara berkembang akan menyelamatkan banyak unggas yang kita cintai, dan dapat menghemat banyak uang bagi industri peternakan unggas,” kata Dench.

Dench berharap pemerintah nasional lainnya juga dapat mendukung upaya pemulihan flu burung di Gambia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo 20 April 2023: Tekanan Mental Makin Besar, Segera Cari Solusi!

“Ini lebih dari sekadar konservasi, ini adalah pengelolaan pandemi global, dan kita setidaknya harus menawarkan bantuan kepada mereka yang memiliki sumber daya lebih sedikit di jalur migrasi yang menjadi pusatnya Inggris Raya," ujarnya.

Fagimba Camara, kepala unit penelitian di Wabsa, yang memantau Kepulauan Bijol dan menggali lubang di pasir untuk mengubur unggas yang mati, mengatakan bahwa meminimalisir penyebaran infeksi adalah “tugas besar”.

“Ini adalah tempar yang paling penting bagi spesies burung yang bermigrasi di Gambia karena kami mencatat begitu banyak dalam jumlah besar, termasuk burung dara royal tern, dara laut Kaspia, osprey kemerahan, yang terbang dari Skotlandia dan bagian Eropa lainnya selama musim dingin," kata Camara.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini 20 April 2023: Sesekali Mengalah Bisa Merubah Suasana menjadi lebih Santai

Di awal bulan, Camara menemukan 246 unggas mati. Minggu ini, timnya menemukan 107 kematian, kebanyakan dari spesies burung dara royal tern.

“Setidaknya kita melihat jumlah unggas yang terkena dampak menurun,” katanya.

Awa Joof, petugas penelitian Wabsa, mengatakan: “Hal yang paling sulit untuk dilakukan adalah menggali kuburan burung, jadi saya sangat sedih melihat burung mati dalam jumlah besar.”***

 

 

Editor: Mirkas

Sumber: theguardian.com

Tags

Terkini

Terpopuler