Imam Al-Ghazali menyebut secara singkat dan tepat perihal hakikat puasa sebagaimana berikut:
Artinya: “Puasa itu menahan diri dan meninggalkan (larangan puasa). Puasa pada hakikatnya sebuah rahasia. Tidak ada amal yang tampak padanya. Kalau semua ibadah disaksikan dan dilihat oleh makhluk, ibadah puasa hanya dilihat oleh Allah saw. Puasa adalah amal batin, murni kesabaran,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 293).
Baca Juga: Dua Rumah di Konsel Ludes Terbakar Karena Korsleting Listrik
Dari penjelasan ini, umat islam pasti memahami bahwa keutamaan dan inti ibadah puasa adalah kesabaran dengan ganjaran tiada tara.
Hal ini sekaligus menjadi jawaban mengapa hadits qudsi selalu mengatakan: “Ibadah puasa (dipersembahkan) untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.”
Baca Juga: Makna Dibalik Penamaan Bulan Ramadhan
Puasa mengambil seperempat bagian dari keseluruhan keimanan karena “Puasa itu setengah dari kesabaran,” (HR At-Tirmidzi).
Sedangkan “Kesabaran mengambil setengah bagian dari keimanan,” (HR Abu Nu’aim dan Al-Khatib).
Baca Juga: Kasus Human Trafficking Mengemuka, Kemenkumham Tegaskan Pentingnya Pengamanan Perbatasan