Doa Menyambut Bulan Suci Ramadhan

25 Februari 2023, 23:46 WIB
Ilustrasu-seseorang menengadahkan tangan seraya berdoa menyambut bulan suci Ramadhan. /Freepik.com/jcomp./

KENDARI KITA-Bulan suci Ramadhan memiliki keistimewaaan dibanding bulan lainnya.

Salah satu keistimewaan bulan suci Ramadhan adalah sekecil apapun pahala seseorang, akan dilipatgandakan.

Karena itu, Ramadhan diberi label bulan yang penuh ampunan, penuh keistimewaan.

Baca Juga: Menteri Pertanian Dijadwalkan Hadiri HUT Konawe ke-63, Bakal Lepas 300 Ekor Bibit Sapi Program IB

Umat muslim sedunia bersuka cita menyambut bulan suci, dimana Al Qur'an diturunkan ini.

Bagi umat muslim, tak ada salahnya jika mengetahui doa yang dianjurkan dibaca untuk menyambut bulan suci Ramadhan ini.

Selain mengucapkan “marhaban ya Ramadhan” (selamat datang bulan Ramadhan),  doa yang diriwayatkan para ulama terdahulu ini semoga menjadi panduan bagi umat muslim yang bersuka cita menyambut bulan suci ramadhan ini.

Baca Juga: Kembangkan Teknologi Digital, Ditjen Dukcapil Kemendagri Integrasi Pelayanan Publik Lintas Instansi

Seperti doa-doa yang dihimpun Imam ath-Thabrani dibawah ini:

Pertama, doa yang diriwayatkan Sayyidina ‘Ubadah bin al-Shamith (34 H).

Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW mengajarkan doa atau kalimat yang dibaca saat Ramadhan datang. Berikut riwayatnya (sanadnya hasan):

Baca Juga: Ratusan Rider Trail Ramaikan Adventure Jelajah Alam Konawe, Awali Rangkaian HUT Konawe ke-63

“Dari ‘Ubadah bin al-Shamith radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajari kami bacaan berikut ini untuk dibaca oleh salah satu dari kami saat Ramadhan datang:

Allahumma salimnî min ramadlâna wa sallim ramadlâna lî wa tasallamhu minnî mutaqabbalan” (Ya Allah, sampaikan aku [dengan selamat menuju bulan] Ramadhan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadhan.” (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, Kairo: Dar al-Hadits, 2007, halaman 311).

Imam ath-Thabrani juga memasukkan doa yang sama dengan periwayat namin dengan redaksi sedikit berbeda.

Baca Juga: Sujud Syukur dan Tangis Bahagia Ramli, Warga Konsel Pemenang Satu Paket Umroh di Jalan Sehat Gerindra

Diriwayatkan oleh Imam Makhul al-Syami (w. 112 H) bahwa ia membaca doa ini saat memasuki bulan Ramadhan:

“Allahumma salimnî li ramadlâna wa sallim ramadlâna lî wa tasallamhu minnî mutaqabbalan” (Ya Allah, sampaikan aku [dengan selamat] kepada [bulan] Ramadhan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku (juga) dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadhan).” (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, 2007, halaman 312)

Kedua, doa yang berasal dari Imam Abdul ‘Aziz bin Abi Rawad (w. 159 H), seorang ahli hadits, ahli ibadah dan imam Masjid al-Haram.

Baca Juga: Jumlah ideal Takaran Air yang Dibutuhkan Tubuh Manusia Setiap Harinya, Tak Harus 8 Gelas Saja

Imam Abdullah bin Mubarak memandangnya sebagai “a’badinnâs” (orang yang paling luar biasa ibadahnya di antara manusia).

Ia murid langsung dari Sayyidina Salim bin Abdullah bin Umar (w. 106 H), Imam Nafi’ (w. 117 H), dan lain sebagainya.

Berikut riwayat doa yang berasal darinya (sanadnya hasan):

Baca Juga: Berikut 10 Besar Klasemen Sementara Ligue 1 Prancis Hari Ini, PSG di Posisi Pertama

“Dari Abdul Aziz bin Abi Rawad, ia berkata: “(Kaum) muslimin berdoa saat bulan Ramadhan hadir:  

“Allahumma adhalla syahru ramadhâna wa hadlara, fa sallimhu lî wa sallimnî fîhi wa tasallamhu minnî. Allahummarzuqnî shiyâmahu wa qiyâmahu shabran wahtisâban, warzuqnî fîhil jadda wal ijtihâda wal quwwata wan nasyâtha, wa a’idznî fîhi minassâmati wal fatrati wal kasali wan na’âsi, wawaffiqnî fîhi li lailatil qadri waj’alhâ khairan min alfi syahrin.”

(Ya Allah, bulan Ramadhan sudah membayangi dan datang. Maka, sampaikanlah [bulan] Ramadhan kepadaku, dan sampaikanlah aku [dengan selamat] ke dalamnya, dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadhan.

Baca Juga: Ini Daftar Hari Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Hari Besar Pada Maret 2023

Ya Allah, karuniailah aku kesabaran dan [niat tulus] mengharap [pahala dan ridha-Mu] atas puasa [Ramadhan]ku dan [qiyamul lail]ku. [Ya Allah], karuniailah aku dalam [bulan] Ramadhan kesungguhan hati, ketekunan, kekuatan, dan vitalitas. [Ya Allah], lindulingah aku dalam [bulan] Ramadhan dari kebosanan, lemah lesu, kemalasan, dan lemas/[banyaknya kantuk]. [Ya Allah], sukseskanlah aku dalam [mendapatkan] lailatul qadar di [bulan] Ramadhan [ini], dan jadikanlah [pahala atau kebaikan]nya [lebih] baik dari seribu bulan.” (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, 2007, halaman 312) 

Ketiga, doa yang diriwayatkan Imam Abu ‘Utsman an-Nahdi (w. +91-100 H), seorang tabi’in dan ahli hadits dari Basrah.

Ia meriwayatkan hadits dari Sayyidina Umar bin al-Khattab, Sayyidina Ali bin Abu Thalib, Sayyidina Abdullah bin Mas’ud dan banyak sahabat lainnya (Jamaluddin Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ’i al-Rijâl, Beirut: Muassasah al-Risalah, 1992, juz 17, halaman. 425-426). Berikut riwayatnya (sanadnya hasan):

Baca Juga: Ousmane Dembele Tolak Kembalinya Lionel Messi di FC Barcelona? Ini Penyebabnya

‘Utsman an-Nahdi, ia berkata: “(Sayyidah) ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

“Ketika Ramadhan datang, aku berkata: “Ya Rasulullah, sungguh Ramadhan telah tiba, maka apa (yang harus) kuucapkan?”

Rasulullah berkata: “Ucapkanlah:  

“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî” (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Memaafkan, mencintai “maaf”, maka maafkanlah diriku). (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, 2007, halaman 312).

Baca Juga: Jadi Tamu Spesial di Jalan Sehat, Signal Dukungan Gerindra untuk SKI di Pilwali Kendari?

Itulah doa-doa menyambut Ramadhan yang telah dikumpulkan oleh Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, seorang ahli hadits besar dalam sejarah Islam, yang sosoknya oleh Imam Ibnu Katsir digambarkan dengan kalimat:

“(Imam) ath-Thabrani adalah imam al-hafidz (hafal banyak hadits sekaligus perawinya) yang otoritasnya tidak diragukan (tsiqqah), seorang pengelana (pengetahuan), (dan) ahli haditsnya Islam.” (Imam Ibnu Katsir, Jâmi’ al-Masânîd wa al-Sunan, Beirut: Dar al-Fikr, 1994, juz 3, halaman117)***

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Mirkas

Sumber: nu.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler