Network
KENDARI KITA-Mobil seorang aktivis sekaligus direktur Aliansi Masyarakat Peduli Hukum (Ampuh) Sulawesi Tenggara (Sultra), Hendro Nilopo, diduga sengaja dibakar Orang Tak dikenal (OTK).
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sultra, Hendrawan Sumus Gia mengatakan, insiden kebakaran terjadi pada Selasa, 20 Desember 2022, di Kelurahan Wuawua, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari.
Baca Juga: Telkomsel Regional Sulawesi Petakan 34 Point of Interest Selama Periode Natal dan Tahun Baru 2023
Hendro mengungkapkan, selama ini pemilik mobil, Hendro Nilopo, getol menyuarakan pemblokiran aktivitas tambang ilegal di Sultra.
Karena itu, ia meyakini, salah satu modus sang pelaku membakar mobil dilatarbelakangi aksi penolakan yang selama ini getol disuarakan Wasekjen DPP KNPI itu.
Baca Juga: Telkomsel Siaga Natal dan Tahun Baru, Akselerasi Kualitas Produk, Promo dan Program Loyalitas Bernilai Tambah
"Seperti yang kita ketahui Bung Hendro Nilopo adalah seorang aktivis yang paling getol menyuarakan penutupan perusahaan tambang-tambang ilegal di Sultra," kata Hendra, Selasa, 20 Desember 2022.
Sebelum musibah kebakaran itu terjadi, Hendrawan mengaku pernah menerima laporan dari Hendro Nilopo terkair teror dan ancaman preman.
Baca Juga: Nataru 2023, Telkomsel Siaga Penguatan Kualitas Jaringan Broadband dan Program Bantuan Kemanusiaan
"Tetapi beliau tidak takut tetap menyuarakan keadilan bagi rakyat Sultra, nah hari ini kita melihat depan mata kita bung Hendro diteror, mobilnya dibakar," ungkapnya.
Ia mendesak Kapolda Sultra agar terjun langsung untuk mengatensi kasus tersebut. Hendrawan juga mendorong pihak kepolisian agar segera menangkap pelaku pembakaran mobil itu.
Baca Juga: Kompolnas Dalami Dugaan Kapolres Kolaka Utara Bekingi Aktivitas Ilegal Mining PT CSM
Hendrawan juga menghimbau aktivis Sultra agar tidak gentar untuk menyuarakan aspirasinya, dengan tujuan menuntut keadilan demi kepentingan publik.
"Ini sangat berbahaya. Kita harus mendorong pihak kepolisian untuk menangkap pelaku. Hal yang menimpa Bung Hendro bisa saja menimpa aktivis lainnya. Kepolisian harus menindaklanjuti aksi premanisme dan teror seperti ini,"pungkasnya.
