Network
KENDARI KITA - Masyarakat adat di Kelurahan Bonelipu Raya, Buton Utara, menekankan pentingnya keberagaman budaya dalam mengajarkan toleransi dan saling menghargai.
Budaya telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan mereka, dengan berbagai tradisi yang terus dipertahankan dan dilestarikan.
Tokoh Pemuda Bonelipu Raya (Kampo Enta), Arlin, S.H, menjelaskan bahwa tradisi seperti PORIWANGAA yang diadakan setiap tiga tahun, RAMPU’A yang dilaksanakan setiap tahun, serta tarian dan permainan tradisional yang digelar saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha bertujuan untuk menjaga dan mempererat silaturahmi di antara seluruh lapisan masyarakat.
Baca Juga: Harga Emas Antam 22 Juni 2024 Merosot, Turun Rp14.000
“Budaya merupakan bagian terpenting yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan kami,” ujar Arlin, Sabtu, 22 Juni 2024.
Pelestarian budaya ini tidak lepas dari peran para tetua dan tokoh adat yang terus menjaga kearifan lokal yang diwariskan oleh leluhur mereka. Namun, saat ini masyarakat adat Bonelipu Raya menghadapi tantangan besar dalam pelestarian budaya tersebut.
Selama 17 tahun sejak pemekaran Buton Utara, tempat pelaksanaan tradisi adat mereka tidak mendapatkan perhatian yang memadai dari pemerintah.
Baca Juga: Polresta Kendari Tangkap Empat Pelaku Curanmor, Satu di Antaranya Wanita
Masyarakat dan kelompok pemerhati budaya setempat telah berulang kali mengusulkan perbaikan kepada setiap bupati yang terpilih, namun upaya mereka tidak pernah membuahkan hasil.
"Persoalan ini telah menjadi keresahan bagi kami. Setiap periode bupati, kami selalu mengusulkan perbaikan, tetapi tidak ada respon sama sekali dari pihak pemangku kebijakan," ungkap Arlin.
