Network
KENDARI KITA-Sejak awal dilantik sebagai Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat (Mubar), DR. Bahri memberi ruang bagi siapa saja untuk melayangkan kritikan atas kinerjanya.
Namun Bahri menggarisbawahi, kritik yang dilayangkan tak menjurus ke fitnah, melainkan berdasarkan data dan fakta. Lebih daripada itu, Bahri mengapresiasi jika kritik yang menyoroti kinerjanya tujuannya untuk membangun wajah Mubar lebih baik lagi di masa depan. Bukan sebaliknya, melayangkan kritik, ujaran kebencian tak berdasar, yang tak ada manfaatnya untuk pembangunan Mubar.
Bahri menegaskan bahwa ia tak anti kritik. Namun seyogyanya kritikan itu berlandaskan data dan fakta yang tujuannya untuk membangun Mubar bersama-sama.
Baca Juga: Aksi Sosial di Momen Ramadhan 1444 Hijriah, Komunitas Vista Salurkan Bansos untuk Warga Kendari
"Saya kira masukan dari masyarakat itu menjadi bagian dari kritik membangun untuk kita. Sepanjang membangun untuk kita yang disertai data dan fakta tak ada masalah. Tapi jangan disini hadir dengan data, fakta dokumen yang tidak ada dan menyerang pribadi itu cenderung untuk fitnah," kata Bahri, Senin 10 April 2023.
Bahri mengaku sangat menyadari bahwa ditengah wacana perpanjangan jabatannya sebagai Pj Bupati Mubar, banyak opini pro kontra.
Menurutnya, hal itu wajar sepanjang itu tidak berbau fitnah dan menyerang personal (pribadi).
Baca Juga: Ditarik dari Peredaran, Ini Pernyataan Rektor Unismuh soal Skripsi Berbau SARA
Namun jika kritikan itu menyerang kehidupan pribadinya, maka Bahri tak akan tinggal diam saja.
Direktur perencanaan keuangan anggaran daerah, Kementerian dalam negeri (Kemendagri) RI itu telah menyiapkan tim pendamping hukum jikalau nantinya terbukti ada oknum atau kelompok yang menghembuskan fitnah alias hoax.
"Kalau didalam kritikan menyebutkan nama pribadi saya telah menyiapkan tim, kalau menyebutkan Pj Bupati Muna Barat saya tidak ada masalah, tapi jangan menyebutkan saya pribadi," ujar Bahri.
Baca Juga: Pemkab Konawe Launching Penyaluran Cadangan Beras untuk Bantuan Pangan 2023
"Diam juga kebijakan, kritik silahkan, kritik itu bagian dari membangun, tapi kritik juga menghargai hak asasi orang lain. Kebebasan memang diatur dalam undang-undang, tetapi juga harus menghargai hak asasi orang," kata Alumni STPDN angkatan 07 itu.
