KENDARI KITA-Ketua Jaringan Demokrasi (JaDi) Sulawesi Tenggara (Sultra), Hidayatullah mengatakan, ada kelemahan penyelenggara Pemilu selama ini, terutama terkait peralihan kepemimpinan di setiap Pemilu, sehingga visi dan misi demokrasi para kontestan Pemilu dan Pilkada terabaikan.
Secara spesifik kata dia, Pemilu 2024 didominasi kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres). Sehingga implikasinya adalah visi dan misi partai, caleg, dan calon kepala daerah menjadi abu-abu.
"Melihat fenomena ini, kita ingin konsep dan gagasan partai politik, caleg, dan para kontestan Pilkada serentak 2024 bisa terdistribusi kepada masyarakat secara merata melalui proses pembangunan daerah yang berkelanjutan yang dikemas dalam visi dan misi mereka," kata Hidayatullah, saat menghadiri bazar demokrasi di Kendari, Minggu, 5 Februari 2023.
Untuk mewujudkan hal tersebut, menurut Hidayat, dibutuhkan pendidikan politik guna melahirkan pemilih cerdas.
Baca Juga: Perempuan Dalam Demokrasi 'Kualitas VS Kuantitas'
"Karena mandat rakyat bukan hanya pada saat momentum, tetapi harus berkelanjutan agar kualitas demokrasi kita lebih baik lagi," imbuhnya.
Hidayatullah menambahkan, bazar demokrasi yang diselenggarakan ini menjadi sarana melahirkan pemimpin di Sulawesi Tenggara yang memiliki integritas demi kemaslahatan daerah.
Baca Juga: Keren Beken Sultra 2023 Sukses Dihelat di Kendari, KNPI: Kegiatan Ini Layak Diapresiasi
"Jadi mandat rakyat itu, tidak hanya di TPS. Akan tetapi melihat figur dari sudut pandang gagasan," ujarnya.